Pagi ini saya punya janji dengan Kang Adhitya Citra pemilik ayam geprek Dapur GG, salah seorang peserta program 100 UMKM Naik Kelas S...
Pagi ini saya punya janji dengan Kang Adhitya Citra pemilik ayam geprek Dapur GG, salah seorang peserta program 100 UMKM Naik Kelas Sinergitas ABCGM. Pukul 8.30, saya sudah mulai meluncur dari rumah, cuaca sepanjang perjalanan cukup mendung. Sudah beberapa pekan ini Bandung diguyur hujan. Tidak hanya di sore hari, hujan pun seringkali turun sejak pagi. Walau udara Bandung cukup dingin, tidak menyurutkan semangat saya untuk melakukan kunjungan ke Dapur GG.
Pukul 9.30, saya tiba di Dapur GG. Udara makin mendung, tampak beberapa orang karyawan Dapur GG sudah mulai bersiap. Bisnis Kang Adhit cuku unik. Tampak dari depan, terdapat spanduk membentang dalam bangunan yang mirip gudang, dan ternyata gudang ini disulap Kang Adhit menjadi dapur tempat memasak ayam geprek. Di era digital, bisnis pun tak perlu display bagus, yang penting higienis. Apalagi konsep Dapur GG adalah delivery service, dengan bermitra dengan penyedia aplikasi transportasi. Pesanan akan diantara sesuai jam layanan, sejak pukul 10-18 setiap harinya kecuali hari Senin.
Saat masuk ke ruangan Dapur GG, saya disambut seorang perempuan cantik berkerudung, yang ternyata adalah istri Kang Adhit. "Bu Meta ya, Pak Adhit ada di rumah. Itu, di sebrang." ujarnya sambil menunjuk sebuah rumah tepat di sebrang tempat produksi. Beruntung Kang Adhit, dengan memanfaatkan ruang yang ada, dapat menjalankan bisnis dari rumah.
Saya masuk dalam sebuah rumah yang pintunya sudah terbuka. Tampak seorang perempuan muda sedang duduk di ruang tamu. "Pak Adhit ada?" tanya saya pada perempuan tadi. Tak lama Adhitya pun muncul."Eh, Ibu, sudah lama?" tanya Adhit, kemudian dia mempersilahkan saya duduk. "Bu, ijin saya mau interview calon karyawan baru ya." ujar Adhit dan saya pun kembali ke ruangan dapur sambil melihat-lihat.
Dapur GG, berdiri 25 Februari tahun 2016, merupakan usaha kedua yang dijalani Adhitya setelah mengalami kebangkrutan di bisnisnya yang pertama. Semula Adhitya menjalankan bisnis game online, tetapi kesalahan manajemen dan musibah pencurian membuat usahanya habis dan meninggalkan kerugian yang cukup besar. Bermodalkan uang Rp 1 juta rupiah, dan tekad untuk membayar hutang, membuat Adhitya beserta istrinya Desti Vera, mencoba peruntungan dalam usaha ayam geprek yang sekarang sudah membuahkan hasil.
Tim Produksi Dapur GG |
Obrolan saya dengan Adhitya kembali dilanjutkan usai dia mengantarkan karyawan baru ke ruang produksi. Kunjungan mentor menjadi salah satu kegiatan yang dilakukan di Program 100 UMKM Naik Kelas Sinergitas ABCGM. Walaupun setiap pekan bertemu di kelas online, tetap saja, tatap muka diperlukan, termasuk juga kunjungan ke tempat usaha. Sebagai pendamping, saya mendapat banyak temuan saat berkunjung ke tempat usaha dampingannya.
Setelah berdiskusi, ada beberapa hal yang masih harus diperbaiki dari usaha yang akan berulang tahun ketiga di Februari 2019 :
1. Pencatatan keuangan
Salah satu kelemahan pelaku usaha mikro kecil adalah di pencatatan keuangan. Tanpa pencatatan keuangan pelaku usaha tidak akan mendapat gambaran, apakah bisnisnya untung, impas atau rugi. Juga tidak dapat melakukan perencanaan yang berkaitan dengan keuangan.
2. Manajemen Produksi
Bisnis kuliner untungnya lumayan, tetapi perjuangannya juga tidak mudah. Setiap harinya dapur GG berproduksi pukul 10-18 dengan jam padat di waktu makan siang. Butuh manajemen waktu yang tepat untuk dapat menyiapkan pesanan sesuai permintaan customer. Tidak jarang Kang Adhit dan tim harus menyetop pesanan di jam padat tadi. SOP dapat menjadi salah satu cara untuk dapat menyajikan pesanan tepat waktu.
3. Manajemen SDM
Pemasaran bagus, produksi tepat, perlu sumberdaya manusia yang cakap. Tidak mudah untuk sebuah usaha baru mencari tenaga kerja yang sesuai harapan. Ini juga menjadi tantangan bagi Dapur GG untuk dapat menyiapkan SDM yang sesuai dengan target perusahaan. Perlu strategi yang tepat, sehingga dengan tercapai tim yang solid untuk dapat memenuhi target perusahaan.
4. Perijinan
Usaha makanan siap saji (kuliner) juga memerlukan perijinan. Berbeda dengan industri rumah tangga, maka di usaha kuliner ijin yang dibutuhkkan adalah sertifikat penyuluhan keamanan pangan dari Dinas Kesehatan, dan sertifikasi halal. Alhamdulilah, Dapur GG sedang dalam proses pengajuan sertifikasi halal melalui fasilitasi dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Kedua sertifikasi ini akan meningkatkan kepercayaan konsumen akan standarisasi pangan yang disajikan dari sisi kesehatan dan kehalalan.
5. Produk
Ayam geprek Dapur GG memiliki kekhasan di aneka sambal, dengan berbagai tingkat kepedasan. Bagi yang suka pedas, rasanya tidak akan mengecewakan. Dengan Rp 25.000 Kang Adhit menjual paket ayam geprek ditambah 1 gelas thai tea. Harga yang sangat pantas bagi konsumen. Sehingga saya menyarankan Kang Adhit untuk meninjau HPP. Jangan sampai rugi ya kang, harganya bersaing pisan.
Tak terasa hari semakin siang, dan langitpun semakin mendung. Gerimispun turun, tepat saat saya menyelesaikan kunjungan ke Dapur GG. Jika saat datang dapur GG masih tampak kosong, di saat saya akan pulang, tampak beberapa akang ojol mulai berdatangan. Pantas Kang Adhit mengajukan jadwal pagi hari. Kalau siang hari, tentunya saya tidak ada waktu melakukan pendampingan.
Kang Adhit berencana akan memperluas pasar di tahun 2019. Salut dengan perjuangan dan semangatnya untuk naik kelas. Kang Adhit sudah membuktikan bahwa dengan upaya sungguh-sungguh dan mencari ilmu bisa kembali bangkit dari keterpurukan. Semoga semua materi dan pendampingan di UMKM Naik Kelas dapat membantu Kang Adhit mencapai mimpinya. Tentunya diikuti dengan penambahan omset, asset dan tenaga kerja. Dan pastinya juga memberi manfaat bagi lingkungan, termasuk akan ojol yang menjadi mitra Dapur GG untuk mengantarkan makanan pesanan para pelanggan. Keberadaan akang ojol sangat membantu Kang Adhit.
Bagi yang ingin mencicipi kelezatan ayam geprek Dapur GG dapat langsung pesan melalui aplikasi Go Food dan Grab Food, juga dapat mengunjungi akun instagram @dapurgg Dijamin, pedesnya nendang.
Nuhun ceu Meta. Terima kasih sharingnya. Ternyata usaha di dunia kuliner, byk untungnya tapi perjuangannya juga tidak mudah. Klo ke Bandung, kyanya boleh jg coba ayam gepreknya Dapur GG 😉
ReplyDeleteWih kerdn semangat perjuangannya luar biasa, bisa jadi inspirasi..
ReplyDeleteMenginspirasi sekali cerita ayam geprek GG. Rasanya yang mantap dengan aneka level kepedasan bikin penasaran. Semoga makin sukses ayam geprek GG
ReplyDeleteKereeen! Sudah pernah bangkrut dalam jumlah besar tapi berusaha bangkit dan memulai kembali. Nggak semua orang bisa begini. Semoga usaha Ayam Geprek GG ini semakin laris manis dan tentunya membawa keberkahan, ya.
ReplyDeleteSambalnya kelihatan menantang banget, ya. Jadi pengen order, nih.
Pagi-pagi liat ayam geprek dapur GG..lapeeeer
ReplyDeleteSalut dengan Pak Adhit dan istri, saat bangkrut langsung bangkit lagi. Salut juga dengan Bu Mentor yang sabar sekali..Keren Mbak Meta!
Wah suka menu ayam geprek nih...bener mb suatu usaha kudu jelas pencatatan kluar msuknya uang, istilahnya manajemennya kudu rapi ya...wah bisa jadi referensi tulisan mb. Mksh yaa...
ReplyDeleteWow, murmer banget, Mbak. Di sini harga segitu belum dapat minum. SO inspiratif ya, MBak. Pengin akutu bisnis kayak gini.
ReplyDeleteMasya Allah, kuncinya jangan pernah menyerah ketika terjatuh. Segeralah bangkit untuk meraih kesuksesan yang lain. Sukses terus, ya Kang Adit
ReplyDeleteWah besok ke Bandung patut dicoba nih order ayam gepreknya
ReplyDeleteEh gimana sih biar bisa mewawancarai pemilik usaha gini, apa perlu ngajuin proposal dulu? Sy belum pernah kalau jalan sendiri, kecuali tugas blogger
ReplyDeleteKemasannya terlihat higienis dan menarik ya mbak.
ReplyDeleteSelalu angkat topi, buat orang2 yg pernah gagal, tapi mampu bangkit dan terus berinovasi, walau dengan lilitan hutang yg ada.
Mksh sdh berbagi ilmu inspirasi mbak.
Salut deh dengan Bu Meta yang konsisten menjadi pendamping UMKM. Sayang ya saya jauh dari Bu Meta. Hihi. Pengen juga belajar bisnis ��
ReplyDelete