Setelah makan siang ikan bakar yang segar dan lezat, maka dimulailah perjalanan dua hari di Selayar. Oh ya, warning buat yang sedang die...
Setelah makan siang ikan bakar yang segar dan lezat, maka dimulailah perjalanan dua hari di Selayar. Oh ya, warning buat yang sedang diet, makan nasinya sedikit saja, karena ikan bakarnya segar, manis, lezat, laziss, makyuss luar biasa. Saya yang niat hanya makan sepotong menghabiskan satu ekor ikan baronang plus tambahan kerapu punya Indi. Bukan karena "kalap" tetapi, ikan yang disajikan rasanya manis, gurih, segar pastinya. Apalagi melihat perairan Selayar yang jernih dan biru membuat saya tidak khawatir menyantap hidangan laut yang disajikan.
Baca : Ikan Bakar Selayar
Nah, sesuai dengan tujuan semula ke Selayar, adalah mengajar, maka setelah makan siang kami menuju lokasi training yang terletak di Benteng Utara Kota Selayar. Kota Selayar, sangatlah kecil. Kotanya terpusat di Kecamatan Benteng yang merupakan pusat kegiatan Kota Selayar. Di lokasi tersebut aktvitas pemerintahan, ekonomi serta kegiatan lainnya dilakukan. Tempat kegiatan yang saya ikuti adalah di Benteng Utara, kurang dari 10 km dari Kecamatan Benteng ke arah utara. Lokasi ini adalah pusat kegiatan Yayasan Econatural, sebuah lembaga yang bergerak di bidang ekonomi khususnya masyarakat pesisir.
Pemberdayaan Masyarakat Baznas
Sedikit cerita tentang perkenalan saya dan Econatural. Di tahun 2012, saya jadi salah satu semifinalis Mandiri Bersama Mandiri. Program CSR Bank Mandiri untuk kewirausahaan sosial. Sejak tahun 1996, kegiatan saya memang nyerempet yang namanya pemberdayaan masyarakat. Baik yang dilaksanakan secara mandiri, dengan lembaga lokal juga lembaga internasional. Melalui Yayasan yang saya dan teman-teman Alumni Faperta Unpad dirikan, kami masuk menjadi salah satu semifinalis. Bersama lebih dari 30 semifinalis dari seluruh Indonesia kami berkumpul di Bandung. Yayasan Econatural salah satu yang masih berinteraksi hingga sekarang. Ada lagi beberapa teman yang juga luar biasa, diantaranya adalah Sahabat Pulau dan Asgar Muda.
Yayasan Econatural, bersama Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) mengembangkan program pemberdayaan masyarakat. Untuk di Selayar, salah satu yang menjadi pengembangan adalah komoditi kelapa. Produksi kelapa di Selayar sangat banyak. Hanya sayang, saat ini sebatas diolah menjadi kopra. Padahal kelapa ini sangat banyak produk turunannya. Mulai dari buah,sabut, batok, air kelapa hingga daun dan batangnya. Yayasan Econatural melakukan pengolahan kelapa menjadi beberapa produk, diantaranya adalah Virgin Coconut Oil (VCO), minyak kelapa, dan rencananya adalah Nata de Coco. Ketiga produk ini adalah sedikit olahan kelapa yang belum banyak dikembangkan di Kabupaten Selayar. Contohnya saja air kelapa, yang sampai saat ini hanya dibuang dan belum diolah. Padahal di Pangandaran, air kelapa bernilai jual, bahkan hingga kekurangan. Pangandaran dan Ciamis merupakan salah satu sentra Nata De Coco di Jawa Barat. Jangan salah, Nata de Coco yang kita beli dalam kemasan ber merk itu hasil buah tangan para pengrajin, diantaranya dari Pangandaran dan Ciamis.
Pelatihan di Selayar, tempo hari adalah pembuatan Nata de Coco. Sebagai produk fermentasi, Nata de Coco dapat dihasilkan setelah diperam selama 7-8 hari. Berhubung hanya punya waktu 2 hari, materi yang saya berikan lebih kepada teori dan praktek pembuatan Nata de Coco tapi tidak sampai panen. Untuk tahap awal tidak mudah membuat Nata de Coco, sama seperti produk fermentasi lainnya. Karena kita berhubungan dengan "lelembut" atau mikroorganisma yang hanya mau hidup di kondisi lingkungan yang tepat. Saat itu ada sekitar 20 peserta yang hadir, terdiri dari ibu-ibu calon anggota kelompok olahan kelapa, serta beberapa siswa dari Pesantren Babussalam.
Program pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh Baznas bertujuan memberikan pengetahuan serta peluang peningkatan pendapatan bagi masyarakat dhuafa. Di Selayar dilakukan oleh Yaysasan Econatural, dan masih ada mitra Baznas lain yang menjalankan program sejenis di beberapa daerah lainnya. Dari sedikit obrolan dengan para ibu, mereka sudah merasakan manfaat dari program yang dijalankan kurang dari 1 tahun ini. Tidak hanya pada penambahan pengetahuan, juga pendapatan. Program ini juga menyentuh pendidikan, diantaranya adalah beasiswa untuk masyarakat dhuafa serta dukungan untuk ustadz.
VCO produksi Selayar |
Minyak Kelapa Produksi Selayar |
Alhamdulillah, Baznas sudah semakin terasa manfaatnya bagi masyarakat yang membutuhkan. Lembaga zakat yang dikelola oleh pemerintah ini sekarang sudah menjalankan berbagai kegiatan hingga ke daerah terpencil, diantaranya di Kabupaten Kepualauan Selayar. Bagi para muzzaki, jadi tidak khawatir menitipkan zakat, infak dan shadakah (ZIS) ke Baznas. Dan bagi mustahik, insya allah, tidak hanya mendapat manfaat finansial, juga pendampingan. Jangankan yang dhuafa, untuk yang bisnisnya sudah maju juga butuh mentor dan coach.
Semoga pengelolaan ZIS di Indonesia semakin baik dan amanah, serta dapat menjadi sarana untuk peningkatan kesejahteraan kaum dhuafa. Apalagi saat ini jumlah kaum miskin terus berkurang. Ke depan, tidak menutup kemungkinan, ZIS bisa didorong untuk mendukung dana pembangunan supaya negara kita tidak terus berhutang ke luar negeri (ups). Kalau semua jadi aghniya, kan tetap harus bayar zakat. Giliran negara yang kita biayai, hehehe, Hebat ya, rakyatnya kaya-kaya, Aamiin...
Kembali lagi, Yayasan Econatural dan teman-teman para sociopreneur inilah yang menjadi salah satu penyemangat untuk tetap istiqomah di pendampingan umkm. Malu rasanya bertemu dengan mereka yang mengambdikan diri untuk masyarakat. Jauh-jauh datang dari Makassar dan menetap di Selayar jauh dari keluarga. Saya, masih belum punya nyali untuk pindah hijrah ke suatu daerah yang jauh dari keluarga dan membangun sebuah daerah. Bagaimana dengan kamu?
Tetap istiqomah ya teman-teman. Indonesia masih butuh orang-orang seperti kalian yang tanpa pamrih, bekerja untuk masyarakat, bekerja dengan masyarakat, hanya untuk mencari pahala dari Allah SWT.
Baca juga : Perjalanan Ke Selayar
Kereeen...pengen dong mbak tahu caranya buat nata de coco
ReplyDeleteBoleh,nanti saya bikin tulisannya.
DeleteBetul Mba Bety, klo ZIS diberdayakan dg baik & benar, negara kita pasti makmur. Sayangnya pengelolaannya banyak yg kurang profesional.
ReplyDeleteInsya allah, semakin lama semakin profesional pengelolaannya. Apalagi sekarang dengan digital menjadi semakin terbuka semuanya.
DeleteKeren euy, Si Eceu... keliling Indonesia menjadi inspirator. Semoga aku ketularan suatu saat nanti ya Ceu.. sukses!
ReplyDeleteAamiin YRA, sama-sama mbak, kita berbagi hal positif.
DeleteKeren. Tertarik dengan minyak kelapanya. Harga brp itu mbak?
ReplyDeleteMinyak kelapa kalau tidak salah Rp 30.000/liter.
DeleteSelama ini saya hanya mengenal minyak kelapa produksi Mandar Sulawesi Barat. Ternyata Selayar juga sudah memproduksinya.
ReplyDeleteSemoga program Zis semakin sukses
Alhamdulillah di Selayar sudah bisa memproduksi. Nanti tinggal kontak ke Yayasan Econatural.
DeleteBaarakallahu fiik, Ceu. Sudah berbagi ilmunya sampe ke wikayah yang jauh. Doa yang sama dari saya untuk kejayaan ZIS, aamiin.
ReplyDeleteAamiin YRA, semoga pengelolaan zakat di Indonesia semakin baik lagi. Supaya masyarakat menjadi percaya.
DeleteMasya Allah Mbak Meta, sharing ilmu sampai kemana-mana. Itu juga sudah hebat Mbak. Apalagi sampai bisa membuat mereka sukses produksi sendiri nata de coco nanti. Barakallah untuk kegiatannya :)
ReplyDeleteAamiin YRA. Terima kasih untuk doanya.
DeleteProgramnya keren ya mbak. Barakallah ya mbak. Semoga sukses selalu dan nular ke saya. Hehe
ReplyDeleteAamiin YRA. Mbak Eni juga hebat. Semangat berbagi hal positif ya mbak. Semoga menjadi catatan amal kebajikan.
Delete