Sekolah umum atau mondok ya? Materi obrolan di keluarga sejak akhur tahun 2016. Bulan Mei, A Ageng mengikuti ujian kelas 6 SD. Artinya...
Sekolah umum atau mondok ya? Materi obrolan di keluarga sejak akhur tahun 2016. Bulan Mei, A Ageng mengikuti ujian kelas 6 SD. Artinya sudah sejak jauh hari kami memutuskan untuk memilih rencana pendidikan lanjutan. Pilihan yang tersesia cukup terbuka, mulai dari SMP Negeri, SMP swasta, pesantren, atau homeschooling dengan model kesetaraan paket B. Sejak terlibat di program Yes I Do yang dikomandani oleh Plan International, Ruthger dan ARI, pandangan saya tentang pendisikan, terdegradasi total. Dulu, fikiran saya, pendidikan bagus itu, ya sekolah favorit. Sekarang, pendidikan bagus itu kalau anak berperilaku baik, sholeh, potensinya termaksimalkan, dan siap untuk mandiri. Itu versi saya loh, yang tidak setuju, saya tidak memaksa.
Setelah istikhoroh, survey ke banyak sekolah dan pesantren, plus mempertimbangkan aktivitas ibu dan ayahnya, akhirnya kami memutuskan memilih pesantren sebagai pendidikan lanjutan lepas SD. Memilih pesantren ternyata tidak mudah. Banyak indikator yang dilihat, mulai dari metoda, biaya, sarana, jadwal pendaftaran dan sebagainya. Seperti beberapa pesantren, ternyata sudah memukai pendaftaran sejak awal tahun ajaran sebelumnya dan di bulan Januari 2017 sudah melakukan tes. Karena jadwal kami cukup sibuk, kami baru bisa survey di bubulan Maret. Kami kemudian memutuskan mencari pesantren di sekitar daerah Ciamis, dan pilihan pun jatuh ke pesantren Al Qur'an Cijantung. Program tahfidz (hafalan Al Quran) dan tamyidz (terjemah bahasa Arab) menjadi alasan kami menyekolahkan AA Ageng ke sana. Hmm, ada sih alasan lain, yaitu lokasinya di Ciamis. Jadi kalau mau nengok AA, bisa sekalian menengok mertua, hehe.
Ponpes Al Qur'an Cijantung
Ponpes Cijantung berdiri tahun 1935, setelah KH Sirodj kembali
dari Arab Saudi dan berguru di sana selama 7 tahun. Sekembalinya ke Indonesia, mendirikan pesantren Al Quran dengan nama ponpes Cijantung. Saat ini lokasi ponpes Cijantung, berada di desa Citutut Kab Ciamis. KH Sirodj saat di Arab Saudi, berguru pada Syekh Ibrahim Al Ghomrowi.
Sejak berdiri, ponpes Cijantung memilih takhosus Al Quran. Hingga saat ini pesantren Cijantung memiliki program untuk perbaikan bacaan Al Quran. Saat ini, dibuat juga program tahfidz Al Quran.
Sekolah formal tingkat tsanawiyah dan aliyah berdiri di tahun 1970, yang selanjutnya didirikan RA dan Ibtidaiyah. MTS di ponpes Cijantung, saat ini bernama MTS Harapan Baru. Walaupun pendidikan dilakukan secara formal, tetapi semua santri diharuskan mondok di pesantren. Sehingga pada saat waktu sekolah para santri mengikuti pendidikan formal keagamaan, dan di luar waktu sekolah, para santri mengikuti pendidikan di pesantren. Mts Harapan Baru juga sudah mendapatkan akreditasi A.
Hari Pertama di Ponpes Al Quran Cijantung
"Assalamualaikum wr.wb, ini dengan Ibu Meta?", sapaan dari sebrang telpon. "Waalaikumsalam wr.wb, ya bu", balas saya. "Maaf bu, mau mengingatkan, hari Sabtu ananda mulai masuk pesantren. Sekalian dengan psikotest, wawancara dan tes btq. Jam 8 pagi kita sudah mulai pembekalan orang tua dan santri ya bu." suara di sebrang telpon menyampaikan maksudnya. Ya, hari Sabtu, 15 Juli 2017, jadwal A ageng masuk pesantren. Sudah sepekan ini kami menyiapkan semua perlengkapan, mulai dari pakaian, perlengkapan pribadi, buku dan semua. Sebagian besar barang pribadi yang biasa dipakai, tetapi, ada yang berbeda, semua harus diberi nama, supaya tidak tertukar dengan teman-temannya.
Kami berangkat ke Ciamis hari Jumat, supaya masih ada waktu untuk melengkapi kekurangan. Kami bermalam di rumah mertua di Ciamis. Setelah beristirahat malam hari, besok paginya kami bergegas berangkat. Memang sih acara dimulai pukul 8 pagi, tapi berhubung belum daftar ulang, kami memutuskan berangkat pukul 7 pagi. Ternyata dari rumah mertua ke ponpes Al Quran Cijantung ditempuh dengan waktu kurang dari 10 menit, dengan kecepatan sekitar 60 km/jam. Jalanan cukup lengang, apa karena hari Sabtu ya, masih sepi.
Setiba di pesantren, masih sedikit orang yang hadir. Kami langsung menuju kantor Mts Harapan Baru untuk daftar ulang, menyerahkan semua kelengkapan administrasi yang sudah disiapkan dari Bandung. Pukul 8 kami menuju mesjid untuk mengikuti pengarahan. Ternyata banya orang tua yang juga belum registrasi, jadwal pembekalan terlambat 1 jam dari rencana.
Pukul 9 tepat acara dimulai, dengan kata pembuka dari MC, dan pembacaan ayat suci Al Quran serta shalawat dari salah seorang santri. Melihat santri yang membaca Al Quran, kok, fikiran saya, jadi melayang ke Muzammil Hasballah, alumnus ITB yang sejak mahasiswa menjadi imam di mesjid Salman ITB. Semoga AA Ageng kelak bisa seperti mereka, Aamiin YRA.
Rangkaian acara selanjutnya diisi penjelasan tentang program,
A Ageng masuk di asrama bersama 6 teman lainnya. Menurut daftar ada sekitar 14 santri yang satu kamr, tapi yang hadir baru 7 orang. Santri yang mendaftar ke Ponpes Al Qur'an Cijantung ternyata dari berbagai daerah. Di kamar yang sama, AA berteman dengan santri dari Ciamis, Kuningan, Majalengka, Pangandaran, Majenang dan Soreang. Kamar yang ditempati cukup luas, semoga AA betah.
Setelah selesai beres-beres dan makan siang (oh ya, kami makan siang di warung baso sebrang pesantren), kami bersiap pamit. Saatnya untuk kembali, dan menyerahkan A Ageng ke pengurus pesantren. "Janji ya, no tears drop", gumam saya dalam hati. Tetap pasang tampang 2-2-7, 2cm tarik bibir kanan, 2 cm tarik bibir kiri, dan buka mulut 7 cm, alias pasang aenyum lebar. Padahal hati ini galau tingkat tinggi. Tapi saya tidak boleh dong kelihatan menangis, supaya AA tidak sedih. Dia dilepas dengan penuh semangat dan doa dari keluarga dan tetangga, ciee, seperti yang mau pergi ke medan perang saja. Setelah shalat ashar, kami berpamitan, bersalaman dan berpelukan.
Drama Sebenarnya Dimulai
Kring, kring, kring, beberapa kali telpon berdering, ternyata dari mertua. "Tos dugi mana, Danish naroskeun wae", (sudah sampai mana, Danish tanya terus). Danish anak saya ketiga, dia pulang duluan selesai acara di mesjid. Sepanjang acara dia tertidur, kelelahan perjalanan kemarin sepertinya. "Tos caket, sakedap deui dugi", (sudah dekat, sebentar lagi sampai). Tak lama kendaraan kami mendekat ke rumah. Setiba di rumah pembicaraan kami adalah tentang kegiatan hari ini, dan malam pun tiba.
Danish tidak seperri biasa malam tadi. Wajahnya tampak murung. Air mata terlihat di sudut mata. "De, kenapa kok nangis?", Danish terus terdiam, tapi makin lama mulai terisak sambil menggelengkan kepala. "Kangen AA?" tanya saya. Tangisnya malah makin pecah. Danish memang hampir tidak perna pisah dari A Ageng. Mulai bangun tidur sampai tidur lagi bersama. Sekolah bersama, main bersama, shalat di mesjid bersama, berbagi mainan, makanan, mereka selalu berdua.
Kami sejak lama menyiapkan A Ageng, tapi lupa menyiapkan adiknya kalau kakak sementara tidak tinggal di rumah. Dan ternyata bukan hanya Danish, obrolan kami hingga siang ini masih tentang AA. "Aa sedang apa ya?".
Bagi kami, keputusan mengirimkan anak ke pesantren menjadi salah satu moment penting. Setelah adik saya mondok tahun 1988 dulu, baru tahun ini ada anggota keluarga kami yang mondok lagi, sekaligus 2. A Ageng dan keponakan, Teh Aya. Semoga keputusan kami menyekolahkan anak di pondok pesantren menjadi keputusan terbaik, untuk anak-anak kami kelak. Semoga menjadi amal buat mereka, berkenan mewakafkan waktu mempelajari agama. Dengan meninggalkan semua kenyamanan di rumah, dan kesenangan dunia yang selama ini mereka sukai. Doa dan upaya kuat akan selalu kami jalankan untuk kalian. Sembari terus menata hati, menguatkan rasa dan keikhlasan melepas mereka menuntut ilmu. Semoga Allah SWT senantiasa melindungi anak-anak dimanapun mereka berada, dan menjadikan langkah ibadah ini untuk tabungan amal mereka kelak. Aamiin YRA.
#AyoMondok #PondokPesantrenCijantung #TahunAjaran20172018 #TahunAjaranBaru #MtsHarapanBaru
#PesantrenAlQuran #Tahfidz #Tamyidz #KabupatenCiamis #ProipinsiJawaBarat
Assalamualaikum teteh...maaf boleh tanya teh? Biaya masuk mts dan biaya bulanan ke pesantren cijantung berapa ya teh? Syukron..
ReplyDeleteAssalamualaikum teteh...maaf boleh tanya teh? Biaya masuk mts dan biaya bulanan ke pesantren cijantung berapa ya teh? Syukron..
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteAssalamualaikum teteh...maaf boleh tanya teh? Biaya masuk mts dan biaya bulanan ke pesantren cijantung berapa ya teh? Syukron..
ReplyDeleteSy mau daftarin anak ke pesantren Cijantung ...untuk aliyah biyaya pendaftarannya brp y Bu/pk..mohon infonya trmksh
ReplyDeleteAssalamualaikum wrwb. Maaf bu mau bartanya masuk man 3 ci jantung dan pondok pesantrennya biaayanya berapa dan biaya per bulannya berapa ?Saya berminat mau menyekolahkan 2 putri saya ke man 3 cijantung.trmksh
ReplyDeleteWaalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh, biaya per bulan sekitar Rp 700 ribuan. Kalau biaya masuk sy harus tanyakan dulu.
Delete