Sudah satu bulan ini, paksu langganan susu murni. Awal-awal susu dikonsumsi untuk diminum, lama-lama karena saya alergi susu murni, jadi s...
Sudah satu bulan ini, paksu langganan susu murni. Awal-awal susu dikonsumsi untuk diminum, lama-lama karena saya alergi susu murni, jadi suka tersisa. Semula bingung juga mau diapakan. Soalnya pas jadwal sedang padat. Jadi boro-boro bikin kue, untuk makan saja seringnya beli. Ternyata dampak negatif ngantor lagi adalah tidak bisa masak. Apalagi pak bos yang orang British itu disiplin pisan. "Our office start operated eight to five" kata Pak Bos, saat saya pertama kali masuk projek. Tadinya saya kiri projek satu ini bisa freelance seperti projek-projek lain yang saya ikuti. Apa boleh buat, sudah tanda tangan kontrak.
Kembali ke nasib seliter susu, akhirnya dicobalah bikin yoghurt. Ngaku-ngaku lulusan teknologi pangan, tapi tidak bisa bikin yoghurt mah kebangetan. Bisa bikin malu almamater. Walau kata salah seorang senior, pas lulus dia cuma bisa bikin peyeum. Ish, ish, ish, saya gak mau kalah sama para wirausaha dampingan. Skripsinya saja ngambil mikrobiologi, jadi gak boleh kalah lah sama jamur dan bakteri.
Bikin yoghurt itu gampang-gampang susah, karena kita berurusan dengan bakteri yang hidupnya hanya di suhu 40 derajat celcius, dan tentunya harus higienis, serba steril. Kadang kalau pas buru-buru suka lupa sterilisasi alat.
Membuat Yoghurt
Akhirnya di salah satu hari libur, saya dan paksu berencana membuat yoghurt. Dibukalah semua primbon literatur jaman baheula, sambil menyiapkan alat dan bahan. Seperti saya sampaikan di atas, titik kritis membuat yoghurt ada 3 : 1. kesegaran susu, 2. sterilisasi alat, 3. bibit, dan 4. suhu inkubasi.
Kesegaran susu
Susu yang digunakan untuk membuat yoghurt sebaiknya susu murni segar. Kalau pakai susu pasteurisasi, pastikan bahwa tidak ada campuran bahan, misalnya air atau skim. Jika susu murni yang digunakan belum dipasteurisasi tidak apa, karena susu akan dipanaskan untuk mematikan bakteri pathogen. Dalam beberapa manual, dapat dilakukan penambahan bubuk skim, tapi rasanya sangat kuat. Kebetulan saya menggunakan skim keluaran salah satu pabrik dan rasanya beda dengan yoghurt di pasaran.
Sterilisasi alat
Sterilisasi dilakukan dengan merebus peralatan selama 15 menit pada suhu 121 derajat celcius. Tanpa autoklaf, cukup sulit mencapai cara tersebut. Teringat almarhum bapak yang dulu melakukan sterilisasi alat kedokteran dengan merebus dalam panci enamel tertutup selama 15 menit. Insya allah bakteri pathogen bakal mati.
Bibit Yoghurt/stater
Idealnya bibit yoghurt menggunakan kultur dari laboratorium. Tetapi, tidak usah khawatir, yoghurt original dapat digunakan sebagai starter. Syaratnya, masih murni ya, tidak dicampur gula maupun air. Untuk 1 liter susu, dapat menggunakan 100 ml yoghurt sebagai starter.
Suhu
Lactobactilus bulgaricus, merupakan bakteri yang dapat mengubah laktosa menjadi asam laktat. Bakteri jenis anaerob ini dapat hidup pada suhu sekitar 40 derajat celcius. Sehingga dalam proses pembuatan yoghurt, perlu diperhatikan suhu optimal dimana bakteri tersebut aktif.
Proses Pembuatan Yoghurt
Bahan dan Alat
Bahan :
1 liter susu
100 ml yoghurt plain (saya pakai merk biokul)
2 sdm susu bubuk full cream (optional)
Alat :
1 panci stainless atau enamel
1 wadah plastik untuk menyimpan yoghurt (pilih yang dapat direbus)
1 sendok makan
1 gelas untuk mencampur stater
1 termometer
1 pemanas (dapat menggunakan lampu, dehydrator, atau handuk yang dihangatkan)
Cara membuat :
1. Rebus semua alat yang akan digunakan dalam suhu 121 derajat celcius selama 15 menit
2. Rebus susu sampai suhu 80 derajat celcius dengan api kecil, jangan sampai mendidih
3. Masukkan susu pada wadah pembuatan yoghurt, dinginkan hingga suhu 40 derajat celcius
4. Tambahkan susu bubuk dilanjutkan dengan stater, aduk rata. Semua proses menggunakan alat yang sudah disterilisasi.
5. Simpan /fermentasi campuran susu pada suhu 40 derajat celcius selama 7-10 jam.
6. Setelah cairan membentuk padatan, proses fermentasi sudah selesai. Masukkan yoghurt ke dalam lemari pendingin. Untuk konsumsi sendiri, yoghurt dapat bertahan hingga 10 hari.
Mudah kan, syaratnya, kebutuhan hidup bakteri terpenuhi. Yoghurt diyakini baik untuk pencernaan. Saya sendiri mengkonsumsi yoghurt sebagai pengganti mayonaise dalam membuat dressing salad. Sebagai penyuka sayur, bosan juga kalau hanya menggunakan dressing campuran minyak zaitun dan jeruk nipis.
COMMENTS