Suasana Persiapan Seren Taun Sebagai makanan pokok, beras bukanlah bahan makanan yang asing. Tetapi, cara memperlakukan padi dan beras...
Suasana Persiapan Seren Taun |
Sebagai makanan pokok, beras bukanlah bahan makanan yang asing. Tetapi, cara memperlakukan padi dan beras saat ini ternyata berbeda dengan para leluhur kita dulu. Saat ini kita terbiasa memasak beras dengan rice cooker atau magic comb. Supaya cepat dan praktis tentunya. Terkadang nasi yang kita masak pun juga banyak tersisa dan terbuang percuma. Padahal untuk menghasilkan beras, para petani harus menanam padi selama 100-120 hari. Itu pun juga jika tidak terkena hama dan penyakit. Setelah panen pun, padi disimpan di penggilingan, dan selanjutnya dijual ke bandar untuk didistribusikan pada konsumen. Tetapi, ternyata tidak semua orang menggunakan cara budidaya dan pengolahan seperti petani sekarang pada umummya. Di Kecamatan Cisolok Kabupaten Sukabumi, masih terdapat kampung adat yang melakukan budidaya padi serta pengolahan dengan menggunakan kearifan orang tua masa lalu. Tempat itu adalah Kasepuhan Sinar Resmi.
Saya berkesempatan mengunjungi Kasepuhan Sinar ketika bertugas ke Kecamatan Cisolok untuk melakukan survey potensi ekonomi desa di Desa Cisolok dan Cikelat. Saat itu saya sangat beruntung, karena lokasi tugas kurang lebih 30 menit ke Kasepuhan Sinar Resmi. Jika menyengajakan diri, dari Bandung harus menempuh perjalanan ke Pelabuhan Ratu selama 5 jam, dilanjutkan dengan perjalanan ke Kasepuhan Sinar Resmi selama 1,5 jam. Tidak banyak kendaraan yang dapat digunakan untuk menuju Kasepuhan Sinar Resmi. Sepanjang perjalanan, kurang lebih 2 elf jurusan Lebak-Pelabuhan Ratu, yang berpapasan. Sebagian besar pengunjung saat itu datang dengan dua maupun roda empat.
Galeri Sinar Resmi |
Kami tiba di Kasepuhan Sinar Resmi pada pukul 11.00 siang. Tampak banyak orang sudah berkumpul dan menyiapkan acara yang akan digelar selama 3 hari. Ada panggung musik, ada tenda-tenda para pedagang, layaknya perhelatan hajatan. Di satu sudut, tampak para perempuan berkain dan lelaki menggunakan pangsi serta ikat kepala sedang hilir mudik membawa hasil bumi. Di sudut lain, tampak serombongan pria menggunakan pangsi dengan tas rajutan akar seperti yang digunakan warga suku Baduy. "Wah, kita datang di waktu yang salah," celetuk saya pada teman. Tapi karena kami sudah kadung tiba di tempat, ya, sayang untuk dilewatkan.
Lumbung padi dan kandang kambing |
Lokasi Kasepuhan Sinar Resmi berada tepat di sebuah lembah di depan kantor Desa Sinar Resmi. Dari pinggir jalan tampak sekumpulan rumah adat dengan satu buah rumah berukuran besar, dikelilingi rumah-rumah berukuran lebih kecil di sekitarnya. Di sisi kiri, terdapat kandang hewan, dan lumbung padi. Sedangkan di depan rumah yang berukuran besar, tampak sebuah bangunan kecil bertuliskan galeri. Tepat saat kami berdiri di depan galeri, seseorang menghampiri, yang ternyata adalah Vilka Mandala, putra Abah Asep Nugraha, sesepuh adat Kasepuhan Sinar Resmi. Kami dipesilahkan masuk ke galeri, sambil ngobrol sedikit tentang upacara Seren Taun.
Rumah Penduduk Kampung Adat |
Dari cerita Kang Vilka, kami mendapat sedikit gambaran, bahwa upacara Seren Taun di Sinar Resmi merupakan rangkatai upacara sejenis yang diadakan di Kampung Adat Sunda lainnya. Ada beberapa acara yang akan diadakan. Di hari pertama, upacara seren taun diadakan khusus untuk masyarakat adat dari kampung adat lain. Sedangkan masyarakat umum dapat mengikuti mulai hari ke-2 dan ke-3. Selanjutnya masih ada acara adat yang dilaksanakan hingga hari ke-7.
Aneka Benih Padi dan Produk Masyarakat Kasepuhan Sinar Resmi |
Yang menarik di upacara Seren Taun, masyarakat dapat melihat panen padi menggunakan ani-ani. Dilanjutkan dengan menyimpan padi di lumbung padi, dan menumbuk padi menggunakan alu. Sebuah fenomena yang kini tinggal cerita, dan hanya ada di buku atau lagu. Padi sendiri, di Kasepuhan Sinar Resmi bukanlah komoditi yang boleh diperjual belikan. "Padi adalah kehidupan, ditanam untuk dimakan, bukan dijual. Ada serangkaian tahapan mulai dari pembibitan hingga menjadi nasi. Itu adalah tanda syukur pada Yang Maha Kuasa." Ungkapan yang saya tangkap dari Abah Asep Nugraha. Warga Kasepuhan Sinar Resmi, mendapat penghasilan dari bertani, beternak, membuat kerajinan, serta makanan olahan seperti keripik pisang dan gula semut. Beruntung, kami diberi kesempatan sedikit berbincang dengan Abah Asep. "Kalau datangnya besok, tidak bisa bertemu Abah, karena banyak tamu," ujar Kang Vilka pada kami. Ngobrol bersama Abah, saya serasa mendapat pelajaran kehidupan. Sesekali ucapannya serasa menampar, terlebih saat membincangkan tentang peran orang tua, pendidikan anak hingga urusan negara. Melihat situasi negara saat ini, tampaknya kita harus sesekali merenung tentang kehidupan dan proses penciptaan manusia. "Manusia tumbuh karena apa yang dimakan. Sifat kita pun dipengaruhi oleh makanan."
Leuit =lumbung padi |
Sayang sekali, kami hanya punya waktu sampai pukul 3 sore, karena pukul 7 malam harus tiba di Sukabumi untuk kembali ke Bandung. Walau hanya berada 4 jam di Kasepuhan Sinar Resmi, saya sedikit mendapat pengetahuan, kenapa Kampung adat masih berdiri. Di derasnya arus modernisasi apalagi era digital saat ini, manusia masih membutuhkan kearifan. Hidup memang butuh uang, tapi tidak melulu semua tentang uang. Kita masih memerlukan kebijaksanaan untuk tetap menjaga keberlangsungan alam. Kasepuhan Sinar Resmi adalah satu dari sekian banyak tempat yang masih menyimpan beragam padi benih lokal yang hanya ditanam di sana. Itulah alasan kenapa padi tidak dijual untuk menjaga kelestarian keragaman hayati. " Benih Padi ini sudah ditawar mahal oleh peneliti asing, tapi tidak akan kami jual. Ini adalah kekayaan kami yang diberikan Sang Pencipta untuk dilestarikan bagi generasi berikutnya."
Seru ya belajar langsung dari pusatnya. Pasti banyak cerita tertinggal ya
ReplyDeleteIya banyak mbak. Masih betah sebetulnya, sayang time is up.
DeleteSaya ingin menyampaikan kepada seluruh TKI dan TKW yang bekerja di negeri orang saya atas nama IBU MARINA saya seorang TKI DI MALAYSIA pengen pulang ke indo tapi ngak ada ongkos sempat saya putus asah apalagi dengan keadaan susah gaji suami itupun buat makan sedangkan hutang banyak kebetulan suami saya buka-buka internet mendapatkan nomor KYAI ANOM SUROTHO katanya bisa bantu orang melunasi hutang melalui jalan TOGEL dengan keadaan susah jadi saya coba hubungi KYAI ANOM SUROTHO dan saya minta angka bocoran TOTO MALAYSIA angka yang di berikan TOTO 4D (5639) ternyata betul-betul tembus 100% bagi saudarai-saudara di indo mau di luar negeri apabila punya masalah hutang sudah lama belum lunas jangan putus asah beliau bisa membantu meringankan masalah anda hubungi KYAI ANOM SUROTHO di nomor (_085_298_569-393_) silahkan buktikan sendiri..
Delete"K L I K DI S I N I"
Kayaknya asri banget ya desanya. Jauh dari hiruk pikuk lalu lintas
ReplyDeleteBetul mbak, tenang dan damai.
DeleteDesa yg tentram & asri bikin betah timggal disana tuh
ReplyDeleteIya, kapan-kapan kepengen menginap di sana.
DeleteKembali ke alam tradisional, pasti rasa yg beda
ReplyDeleteIya mbak,, sesuatu yang tidak ditemukan di kota.
Deleteasiik yaa mba bisa belajar sesuatu yang baru dan langsung dari sumbernya
ReplyDeleteBetul, lebih melekat di ingatan.
DeleteBaru tahu kalau ada upacara Seren Taun, informasi yang edukatif.
ReplyDeleteTerima kasih mbak.
DeleteAsik banget ya desanya
ReplyDeleteIya, asri.
DeleteDesanya adem ya mba. Masih giat menggalakkan kearifan lokalnya. Aku suka deh. Jarang banget ketemu yg kayak gini sekarang.
ReplyDeleteBetul, sedikit dari sisa kebudayaan. Harus dilestarikan.
DeletePaling suka lihat alam pedesaan kaya gitu.
ReplyDeleteIya mbak, tentram dan damai.
DeleteWaktu saya kecil dl masih suka lihat proses panen seperti ini. Tapi ya memang skrg sudah langka. Kadang pengen juga nunjukin sama anak2 biar mrrka lbh menghargai makanan
ReplyDeleteIya sudah jarang. Sekarang panen pun pakai mesin.
DeleteSalut dengan semangatnya saat menjaga kearifan lokal untuk generasi mendatang. Bersyukur masih ada sosok Abah yang gigih mempertahankan prinsip agar keseimbangan alam tetap terjaga.
ReplyDeleteHari gini, sudah jarang sistem panen padi seperti ini:)
Saya baru tahu ada desa ini di Jawa Barat, yang masih menjaga tradisi.
ReplyDelete