Lasem, kecamatan yang berada di pantura Kabupaten Rembang merupakan sentra batik tulis yang berdiri sejak ratusan tahun yang lalu. Mengut...
Lasem, kecamatan yang berada di pantura Kabupaten Rembang merupakan sentra batik tulis yang berdiri sejak ratusan tahun yang lalu. Mengutip sejarah batik lasem pada situs batik.or.id, dikatakan bahwa keberadaan batik Lasem tidak bisa dipisahkan dari kedatangan Laksamana Cheng Ho pada tahun 1413 M. Dimana saat itu, anak buah Laksamana Cheng Ho beserta istrinya memilih menetap di Bonang yang terletak di Kecamatan Lasem.
Desa Wisata Babagan
Keberadaan Batik Lasem saat ini menjadi mata pencaharian
sebagian warga, diantaranya Desa Babagan. Desa Babagan sejak tahun 2015 menjadi desa wisata batik melalui dukungan CSR Bank BNI. Tidak sulit mencari lokasi Desa Babagan, karena saat memasuki wilayah Lasem, sebuah gapura berdiri kokoh dengan bertuliskan "Selamat Datang Di Desa Wisata Babagan". Tak jauh dari gerbang desa wisata, terdapat galery pemasaran produk batik lasem.
Ciri khas batik lasem adalah proses pembuatannya yaitu batik tulis. Berbeda dengan daerah lain, di lasem, pembeli tidak akan menemukan batik cap apalagi printing. Untuk melihat proses pembuatan batik, para pengunjung dapat masuk ke wilayah desa mengikuti jalan utama serta memilih pembatik yang namanya tertera pada penunjuk jalan yang berada di sepanjang jalan. Hari itu perjalanan saya tiba sampai kelompok Sumber Rejeki, satu dari 16 kelompok pengrajin batik lasem di Desa Babagan.
Belajar Membatik Hingga Melihat Peninggalan Budaya Tionghoa
Aktivitas membatik di halaman rumah mbak Sri Winarti
menjadi penarik perhatian saya untuk mampir. Pagi hari itu, sekitar pukul 9.00 pagi beberapa orang tampak sedang membatik. Mulai dari : 1.membuat pola, 2. memberi lilin, 3.menutup bagian yang tidak akan diberi warna dengan lilin, 4. pencelupan warna, 5.' pencucian, 6. perebusan. Seluruh tahapan dikerjakan oleh sebagian anggota kelompok sumber rejeki yang saat ini berjumlah 60 orang. Adapun sebagian anggota lainnya melakukan aktivitas membatik di rumah masing-masing.
Di rumahnya, Mbak Win, nama panggilan Sri Winarti, bercerita bawa semula usaha batik di Desa Babagan dimiliki oleh warga Tionghoa. Nenek, ibu, hingga mbak Sri merupakan karyawan perusahaan batik, hingga masuknya program Kampung BNI, yaitu CSR dari Bank BNI.
Tidak hanya membeli batik, para pengunjung pun dapat
belajar membatik di para pengrajin. Bahkan jika ingin menginap, tersedia homesytay di rumah warga maupun pengrajin batik dengan biaya mulai Rp 100.000 per malam. Selain belajar membatik, kelenteng dan rumah bergaya arsitektur Tionghoa juga menjadi daya tarik wisata di Desa Babagan.
Batik Tulis Mulai Rp 120.000,-
Proses membuat batik tulis tidak mudah dan memakan waktu.
Untuk menghasilkan satu helai batik tulis 1 warna dibutuhkan waktu 1 hari, dan untuk menghasilkan batik tulis klasik dibutuhkan waktu berminggu-minggu. Saat menanyakan harga, Mbak Win mengatakan bahwa harga batik Lasem dijual mulai Rp 120.000 untuk batik tulis satu warna, hingga Rp 3.500.000 untuk batik tulis klasik. Sebuah harga yang sangat murah mengingat proses pembuatannya yang tidak mudah.
Saat berbincang dengan Mbak Win, pikiran saya melayang pada diskusi yang sempat ramai di komunitas ukm yang membahas tentang batik printing dari China. Batik sebagai industri kreatif adalah proses bukan sekedar motif. Ada kecintaan, nilai sejarah, budaya, kreativitas, serta peluh para pengrajinnya. Harga per lembar batik tulis ukuran 2 m yang dihargai Rp 120.000,- per lembar tentu tidak sepadan jika dibandingkan dengan batik printing buatan pabrik.
Sambil mengelus helaian batik, saya jadi tertarik untuk membeli. Hanya saja, kalau ingin membeli batik, Mbak Win tidak melayani. "Beli batiknya di galery, di dekat pintu gerbang, " Ujar Mbak Win. Galeri merupakan tempat menampung hasil penjualan batik. Semua kelompok menjual ke galeri satu pintu. Sehingga harganya seragam. Kekaguman kembali muncul, luar biasa program Kampung BNI yang dibuat di Desa Babagan. Program CSR yang berhasil membangun kemandirian para pengrajin batik di Desa Babagan Kecamatan Lasem.
Sayang, waktu sudah semakin siang. Saya harus segera menuju ke Desa Woro, memenuhi janji bertemu pak Kades siang itu. Perjalanan wisata yang menarik saat ke Rembang. Selain belanja batik, saya dapat melihat proses pembuatan batik sembari belajar dari Kampung BNI Desa Wisata Babagan.
#BatikTulisLasem #DesaWisataBabagan #KampungBNI #CSRBankBNI #KecamatanLasem #KabupatenRembang #BelajarMembatik #Travelling #WorkTravel
COMMENTS