Agung Nugroho (kiri) dan Albert Lucius (kanan), Co-Founder KUDO Perkembangan penjualan melalui internet di Indonesia terus berkembang....
Agung Nugroho (kiri) dan Albert Lucius (kanan), Co-Founder KUDO |
Perkembangan penjualan melalui internet di Indonesia terus berkembang. Situs startupbisnis.com melansir bahwa pertumbuhan bisnis online di Indonesia pada tahun 2012-2015 mencapai 42 %, lebih tinggi dari Malaysia (14%), Filipina (22%), dan Thaland (28%). Dari sisi jumlah, pengguna internet pada tahun 2014 diperkirakan sebanyak 82 juta orang, atau sekitar 30 % dari total penduduk. Maka dengan prediksi pertumbuhan yang besar, dapat dihitung berapa potensi transaksi online ke depan.
Potensi tersebut merupakan peluang bagi para pelaku usaha dan calon pelaku usaha. Bisnis online menjadi pilihan, karena produsen tidak perlu mengeluarkan biaya sewa toko untuk berjualan. Di sisi lain, ternyata menurut situs startup.com,dari 82 juta pengguna internet, baru 7% yang melakukan transaksi online. Kondisi ini disebabkan adanya hambatan, antara lain : 1. Masih sedikitnya masyarakat yang menggunakan kartu debit, dan 2. Sebagian masyarakat tidak percaya berjualan online.
Kondisi ini dimanfaatkan oleh dua anak muda yaitu Albert Lucius, lulusan computer science di Ilinois Urbana- Campaign dan Agung Nugroho, sarjana lulusan Teknik Kimia ITB dan keduanya meraih gelar MBA dari Hass Berkeley School of Business. PT. KUDO Teknologi Indonesia menjadi solusi bagi masyarakat indonesia untuk mengembangkan transaksi online.
Peresmian Aplikasi Kudo |
Pada hari Kamis, 3 Maret 2016 di Bandung, Albert Lucius, CEO & Co- Founder PT Kudo Teknologi Indonesia, serta Agung Nugroho COO & Co-Founder PT Kudo Teknologi Indonesia, melakukan peluncuran Aplikasi KUDO bersama Dr. Dudi Sudrajat, Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Barat. Dalam sambutannya Agung menyatakan bahwa perusahaan yang didirikan pada tahun 2014 ini mendapat sambutan luar biasa, dengan mengembangkan model bisnis assisted e-comerce online-to-offline (O2O). Sehingga masyarakat dapat belanja online secara tunai. Melalui aplikasi ini, diharapkan dapat dilahirkan satu juta pengusaha digitalpreneur. Jumlah ini melebihi program Pemerintah Provinsi Jawa Barat yaitu sebanyak 100 ribu wirausaha serperti yang disampaikan Dudi Sudrajat.
Untuk memperoleh aplikasi, calon pengusaha dapat mengunduh aplikasi dari playstore secara gratis kemudian mengisi pendaftaran menjadi agen pada format aplikasi. Setelah mendapat persetujuan, maka agen kudo sudah dapat menjalankan bisnisnya. Dengan deposit awal sebesar Rp 500.000, agen Kudo bisa menjual lebih dari 3 juta barang dengan kategori fashion, laptop, handphone, elektronik, peralatan rumahbtangga, kecantikan, makan dan minuman, penjualan tiket kereta api dan pesawat, serta pembayaran tagihan bulanan mulai dari listrik, alr dan telpon. Layanan ini tidak terbatas pada wilayah tempat tinggal agen, tetapi dapat menjangkau pelanggan di seluruh Indonesia.
Menjadi agen kudo tidak dibatasi usia, asalkan memiliki KTP dan no rekening,karena pembayaran bagi agen dilakukan melalui transfer rekening. Mohamad Azmi dan Agus Deriyanto, dua agen Kudo yang bergabung sejak tahun 2014 menuturkan manfaat bergabung dengan Kudo. Bagi Azmi usaha yang awalnya selingan menjadi usaha utama dan bagi Agus mahasiswa Ekuitas Bandung, Kudo memberinya peluang usaha yang dapat dijalankan sambil kuliah.
Tahun 2016, dalam rangka launching Aplikasi, Kudo juga meluncurkan program Yuk Jadi Pengusaha, dengan target dapat melahirkan 1 juta pengusaha digital dalam satu tahun. Yuk jadi pengusaha online bersama Kudo, dengan tiga kelebihan :
1. Tidak perlu tempat berjualan khusus,
2. Tidak perlu cari barang dan supliet, dan
3. Modal ringan dan transaksi mudah.
Ingin mengenal Kudo lebih lanjut, kunjungi http ://www.kudo.co.id/apa-itu-kudo
@kudo_indonesia #yukjadipengusaha # DigitalPreneur
Keren Ceu. Asyiik ngga punya utang tulisan yachahaha
ReplyDeleteIya Bunda Intan, alhamdulillah, sambil nyoba ODOP.
ReplyDeleteLengkap nih reportasenya. #Yukjadipengusaha
ReplyDelete