Kuliner Cirebon Memang Tiada Duanya (1)

Tugas ke Cirebon awal September lalu jadi moment buat saya bisa menikmati kuliner Cirebon yang tiada duanya. Siapa sih yang tidak tahu ...


Tugas ke Cirebon awal September lalu jadi moment buat saya bisa menikmati kuliner Cirebon yang tiada duanya. Siapa sih yang tidak tahu nasi jamblang, empal gentong, tahu gejrot, tapi mungkin masih jarang yang tahun mie koclok dan docang.

Saat menjejakkan kaki di Cirebon saat dini hari, yang saya cari adalah tempat menunggu. Saya datang terlalu pagi, yaitu pukul 06.00 sedangkan kantor baru buka pukul 08.00. mau mencari penginapan juga rasanya enggan, karena, khawatir jarak dari kantor ke penginapan jauh.

Mengandalkan google maps, saya cari lokasi terdekat, dan ternyata tidak jauh dari tempat saya berdiri adalah rumah sakit Ciremai. Hmm, kalau rumah sakit pasti ada tempat makan dan kamar mandi dong. Bergegas saya melangkahkan kaki ke Rumah sakit Ciremai. Tidak jauh dari pintu gerbang, saya temukan kantin. Cukup bersih, nyaman juga untuk rehat sejenak, menanti jam kantor. Tepat di depan saya beberapa wadah makanan sudah disiapkan, sepertinya nasi jamblang nih. Ternyata benar, ibu di depan saya adalah penjual nasi jamblang.  Melihat beberapa jenis makanan yang ada, akhirnya pilihan saya jatuh pada semur daging, tempe gpreng, dan dua sambal. Nasinya, saya ambil dua bungkus. Eits, tenang, ukuran nasi jamblang tidak jauh dari nasi kucing. Jadi, satu mana cukup, terlebih saya harus menjaga stamina, karena sudah di perjalanan sejak pukul 2 pagi.Setelah bertemu teman, akhirnya saya dicarikan tempat menginap. “Bu, kita cari yang rame saja ya, biar ibu tidak susah cari makan”ujar teman saya. Sebagai tamu, saya sih setuju saja. “Mau hotel yang mana bu? Ada beberapa hotel di sini.” Ujar Mas Agus, ternyata saya dibawa ke daerah Grage. “Nah di dekat lampu merah itu, banyak makanan khas Cirebon.” Ujarnya. Blink, blik, sejenak saya lupakan tugas saya yang cukup padat selama empat hari. Sepertinya akan terbayar, dengan wisata kuliner di Cirebon.
Akhirnya saya putuskan untuk menginap di Cirebon Plaza, yang letaknya di seberang grage mall. Sepintas seperti wisma, tapi setelah melihat fasilitas di dalamnya, ya, masuk bintang 3. Di sampingnya terdapat sebuah cafe yang cukup ramai. Kalau lihat spanduknya, menu yang disajikan adalah hotdog. Hmm, sayang ya bukan makanan tradisional. Terus terang, saya lebih suka makanan tradisional. Menu western, sekali-kali boleh lah. Tapi lidah saya ini ya, Indonesia banget. Terlebih saya tinggal di Bandung yang tiap hari pasti makan lalab. Ya iya lah, tinggal metik di halaman. Gini-gini kan saya suka ngebon juga.
Kembali ke topik, selama tiga hari di Cirebon, hanya beberapa menu khasCirebon  ang sempat saya coba. Sisanya, harus menunggu lagi, kapan saya dapat mampir ke kota ini. Terus terang, kapasitas perut saya selama tiga hari tidak dapat menampung semua masakan Cirebon yang rasanya lezat dan lezat sekali.

Nasi Jamblang
Siapa yang tidak kenal nasi jamblang, menu satu ini tidak hanya ada di Cirebon, tapi juga dapat ditemui di beberapa kota. Walaupun di Bandung dan Jakarta pernah menemukan menu satu ini, tapi makan nasi Jamblang di kota asalnya yang pasti berbeda.  Ciri khas nasi Jamblang adalah pada nasi dan sambalnya. Jika nasi timbel dibungkus dengan daun pisang, atau nasi kucing dibungkus dengan kertas nasi yang berwarna coklat, maka nasi jamblang dibungkus dengan daun jati. Menurut wikipedia, nama nasi jamblang berasal dari nama daerah tempat asal makanan tersebut, yaitu di daerah Jamblang di sebelah barat Kota Cirebon. Menu yang disajikan pada nasi jamblang, umumnya adalah lauk-pauk yang disajikan secara prasmanan. Umumnya lauk pauk yang disajikan terdiri dari sambal goreng, tahu sayur, paru-paru (pusu), semur hati atau daging, perkedel, sate kentang, telur dadar/telur goreng, otak goreng, telur masak sambal goreng, semur ikan, ikan asin, tahu dan tempe.
Malam hari itu, saya makan di Nasi Jamblang Mang Dul yang terletak di Jalan Cipto Mangunkusumo, di sebrang Grage Mall. Dari hotel tempat menginap, saya berjalan kaki sekitar 300 meter. Malam itu, saya makan bersama nasi jamblang, dengan lauk semur paru, goreng tempe dan sambal. Nasinya, seperti biasa, saya ambil 2. Cukup lah untuk memenuhi perut setelah seharian bekerja.

                                        
Saat membayar di kasir, mata saya tertuju pada penganan yang bentuknya mirip srikaya, tapi di sekelilingnya seperti dilapisi kulit dari ketan. Sayang penjual tidak dapat menyebutkan nama kue tersebut. Sebungkus nasi jamblang saya bawa pulang setelah membayar Rp 19.000 ditambah empat buah kue seharga Rp 7.000
Sst, saya bungkus nasinya, karena sebelumnya saya makan menu satu ini. Apa coba...


Docang
Mendengar namanya yang asing, saya sempat bertanya, karena terus terang saya baru dengar. Saat masuk rumah makan, saya coba cari yang paling aneh,  ya, namanya juga pelancong kalau makan yang biasa-biasa saja, ya bukan pelancong dong. Tapi sebagai muslim, saya tanya dulu bahan dan prosesnya. Kalau melihat penampilan yang empunya yang keturunan Arab, insya allah  halaal. Saya tanya pada pelayan apa itu docang, dijawabnya docang merupakan sajian lontong dengan toge dengan menggunakan kuah oncom. Baiklah, oncom bukan makanan aneh buat saya. Akhirnya saya putuskan memesan menu satu ini.
Kembali menurut wikipedia, docang adalah baceman dari dage menjadi oncom dan toge kacang hijau, dilengkapi dengan sayur daun singkong. Secara tampilan seperti  toge goreg, tapi lebih berkuah. Makanan ini menurut saya enak disantap dengan ditambahkan sambal rawit. Rasa oncom yang kental, agak mirip kerupuk banjur yang banyak dijajakan di Bandung saat bulan Rhamadlan. Akan tetapi, yang berbeda, docang bumbunya lebih ringan. Dalam kuahnya terdapat irisan daun bawang dan taburan kerupuk.
Saya membeli docang di sebuah rumah makan yang terletak dua bangunan dari Nasi Jambalng Mang Dul.  Docang yang saya santap seharga Rp 8.000, untuk minumnya, saya pesan teh   tawar, dan saya dapat gratiss.
Empal Gentong dan Empal Asem
Pada hari kedua, saya dan tim berangkat menuju Sukahaji  Majalengka. Di perjalanan rekan yang orang Cirebon mengatakan kalau di daerah tersebut sulit mendapat makanan. Tepat di depan mesjid agung, kami menemukan tukang empal gentong. Memang bukan empal gentong yang direkomendasikan, tapi tak apalah demi mengganjal perut it’s ok.


Menurut adik saya, ada tempat makan Empal Gentong dan Empal Asem terkenal di Kota Cirebon, namanya empal gentong Haji Apud.  Rumah Makan Empal Gentong H Apud berada di Jl. Raya Ir H Juanda No 24 Batembat Tengah Tani Cirebon. Kalau dari Grage mall, lumayan cukup jauh lokasinya, saya harus menggunakan angkutan umum yang mengarah ke daerah Plumbon.
Berhubung masih dalam suasana idul Adha, saya masih punya stok iga dan daging sapi. Demi membayar ketidak sempatan saya mencicipi empal asem, mari masak yuk. Saya tuliskan resep empal asem, yang walaupun masih menggunakan bahan daging sapi, tapi karena menggunakan asamjawa, dan dilengkapi jeruk purut serta tomat, akan dapat menguraikan lemak yang terdapat pada daging sapi. Hehehe, ceritanya, pengen makan enak, tapi tanpa resiko.
Resep Empal Asem

Bahan :
250 gram              Daging sandung lamur (rebus sampai empuk)
250 gram              Iga sapi (rebus sampai empuk)
2  batang              Serai
4 lembar              Daun salam
75 ml                     Air asam
Secukupnya       Garam
Secukupnya       Gula Pasir
2 liter                     Air
2 sdm                    Minyak untuk menumis

Bahan Halus :
8 butir                   Bawang Merah
5 siung                  Bawang Putih
5 butir                   Kemiri
1 sdm                    Ketumbar (disangrai)
1 sdt                      Merica bubuk
2 cm                       Lengkuas

Bahan Pelengkap
2 buah                  Tomat
Secukupnya       Jeruk purut
Secukupnya       bawang goreng
2 batang               Daun bawang

Cara Membuat :
1.       Siapkan bahan-bahan yang dibutuhkan
2.       Rebus kembali daging dalam 2 liter air, tambahkan serai dan daun salam
3.       Haluskan bawang merah, bawang putih, kemiri, ketumbar, lengkuas dan merica
4.       Tumis bumbu yang sudah dihaluskan
5.       Masukkan bumbu yang telah ditumis ke dalam rebusan daging, lalu tambahkan air asam, garam, gula pasir, tunggu hingga mendidih
6.       Sajikan dengan pelengkap



Oh ya, resep ini dikirim oleh Ery S Yuniar, pada web : http://cookpad.com. Trima kasih untuk resepnya, mau saya eksekusi untuk menu makan hari ini. Nah buat yang mau buat juga, selamat masak dan selamat menikmati masakan Cirebon yang luar biasa. Liputan saya masih belum selesai, tapi saya posting dulu bagian pertama ini. Bagian kedua semoga bisa diposting secepatnya. 

COMMENTS

BLOGGER: 2
  1. Mak, aku pernah makan ini di cirebon. Jualnya ada di pinggir jalan. Sampe amazing soalnya kok jualannya ada di pinggir jalan bukan masuk di resto ahhaha

    ReplyDelete
  2. Iya Mbak Winda, menu khas gampang carinya. Setiap pojokan pasti ada. Terima kasih sudah mampir.

    ReplyDelete

Name

4 manfaat membeli oleh-oleh saat mudik,1,5 Tips Kendalikan Bobot Badan,1,Amazing Purwakarta,1,Batik Lasem,2,Bebiluck,1,Berkebun,9,Bihun bikini,1,blog competition,9,Catatan Kecil,63,Catatan Kecil kuliner,1,Catatan Kecil. kuliner,1,Cerita Lebaran Asyik,1,Dakwah,2,Entrepeneurship,14,Event blogger,23,EventBlogger,1,Fiksi,3,Garih Batanak,1,Gili Trawangan,1,Giveaway Vivera Siregar,1,Hotel di Sukabumi,1,IOT,1,Juli Ngeblog,1,Kabupaten Balangan,1,kelas inspirasi 5 Bandung,1,Ketupat Kandangan,1,kompetisi blog,4,Kuliner,51,live with Xl,1,lomba blog,1,makanan halal,1,manfaat buah,1,Menu Sehat,2,Mochi Sukabumi,1,Mudik Lebaran 2016,1,Night at Musium,1,Pegadaian Emas,1,pengurusan ijin PIRT,1,perencanaan keuangan,1,perjalanan umroh,4,Petualangan Cahya,1,Rekening Online Bank SInarmas,1,Resep,2,Resep Churros,1,review film,1,Review Hotel,1,Review Produk,2,Roadblog 2016,2,Seputar Bisnis,93,Seputar Blog,1,Seputar Hidroponik,2,Seputar Rhamadlan,2,Siomay Bandung,1,Sirsak,1,sun Life financial,1,tax amnesty,1,Teknologi Pertanian,1,Tips Liburan,1,Tips Mudik Anti Macet,1,Travelling,30,Traveloka,1,warung sayur pintar,1,Weekend Seru,1,Wisata Murah Saat Lebaran,1,
ltr
item
Kebun Ceu Meta: Kuliner Cirebon Memang Tiada Duanya (1)
Kuliner Cirebon Memang Tiada Duanya (1)
https://4.bp.blogspot.com/-E3Ky-wbkMHI/VgjOgT2l-NI/AAAAAAAABYE/oABspbGc1h0/s200/IMG_20150903_192242.jpg
https://4.bp.blogspot.com/-E3Ky-wbkMHI/VgjOgT2l-NI/AAAAAAAABYE/oABspbGc1h0/s72-c/IMG_20150903_192242.jpg
Kebun Ceu Meta
http://www.ceumeta.com/2015/09/kuliner-cirebon-memang-tiada-duanya-1.html
http://www.ceumeta.com/
http://www.ceumeta.com/
http://www.ceumeta.com/2015/09/kuliner-cirebon-memang-tiada-duanya-1.html
true
2985580080768164105
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts VIEW ALL Readmore Reply Cancel reply Delete By Home PAGES POSTS View All RECOMMENDED FOR YOU LABEL ARCHIVE SEARCH ALL POSTS Not found any post match with your request Back Home Sunday Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS PREMIUM CONTENT IS LOCKED STEP 1: Share to a social network STEP 2: Click the link on your social network Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy
Maintenance by Hakimtea | Blogger Bandung