#umroh #umroh2019 #perjalananSpiritual #ibadah #travel #RubiTour #Resolusi2019
Akhirnya tiba hari yang yang ditunggu. Saatnya saya menyiapkan diri menjadi tamu Allah. Sejak semalam sebelum berangkat saya tidak bisa tidur. Apalagi dalam 3 hari itu sempat harap-harap cemas. Bayangkan, sampai H-2, paspor ibu belum selesai. Duh rasanya gimana gitu kalau berangkat sendiri. Padahal niatnya kan mau menemani ibu. Pokoknya sport jantung dan penuh drama deh. Cerita detailnya menyusul. Btw, terima kasih banyak buat Kang Aos Firdausil Malisi, Kang Agus Santoso, Teh Hani, dan semua sahabat yang membantu paspor ibu bisa selesai. Cerita detailnya menyusul ya.
Pagi, kami berkumpul di kantor Rubi Tour di Metro Trading Centre Blok I-27 Bandung. Setelah sehari sebelumnya, ibu mengadakan walimatus safar di rumah Cigadung.
Pukul 8 tepat kami tiba. Saya ditemani suami dan anak-anak. A Ageng, anak no 2, sampai dijemput dari pesantren di Ciamis. Selain kami, adik, keponakan , mertua dan kakak ipar pun mengantar. Di sana sudah banyak keluarga dari sesama jemaah yang hadir. Duh, rasanya masih belum percaya mau umroh.
Begitu tiba, saya tanya ke teh Ade, status visa ibu. Ssst, sampai semalam belum beres, karena paspor baru beres Kamis pagi. Dan, kabar gembira datang, "Alhamdulillah, teh visa beres, dikirim jam 7 pagi," Kata Teh Ade. Rasanya lega sekali, alhamdulillah kami jadi berangkat umroh. Semalaman hingga subuh doa saya hanya satu, semoga visa ibu selesai. Sudahlah, yang penting beres. Siapa yang salah? Tidak masalah lagi. Yang pasti bukan Rubi. Sekali lagi hatur nuhun Kang Edwin dan Teh Ade buat perjuangannya.
Setelah bermusafahah dan berpamitan, bis pun berangkat menuju bandara Soekarno Hatta. Pesawat yang kami naiki adalah Saudi Air yang akan berangkat pukul 8 malam, dan diperkirakan tiba pukul 3 dini hari di Bandara King Abdul Aziz Jeddah.
Jalan menuju bandara hari itu macet luar biasa. Untungnya waktu kami leluasa. Jadi tidak khawatir ketinggalan pesawat. Sebelum ke Bandara, kami sempat berhenti 2 kali, untuk shalat Jumat di rest area dan makan di rumah makan.
Saya dan Ibu di Bis |
Pukul 16.30 kami tiba di Bandara. Enaknya dengan Rubi Tour, handling sudah ditangani jadi kami tinggal membawa barang ke kabin. Koper semua sudah ada yang mengurusi.
Pesawat yang digunakan adalah pesawat Saudi Air dengan kapasitas lebih dari 450 penumpang. Selama.di pesawat, pramugari menyiapkan makanan dua kali, saat berangkat dan menjelang tiba. Menu yang disediakan enak dan mengenyangkan. Alhamdulillah, tidak kelaparan selama di pesawat. Plus juga, selama di pesawat tersedia sarana hiburan. Jadi kalau terjaga dan bosan bisa sambil mendengarkan tilawah.
Menu makan pesawat Saudi Airlines |
Earphone untuk di pesawat |
Pukul 3 dini hari, pesawat mendarat di bandara king Abdul Aziz Jeddah. Setiba di bandara, kami diarahkan ke imigrasi dan berkumpul di pintu keluar. Tim Rubi Tour di Saudi sudah menyiapkan semuanya. Koper sudah ada yang menangani, begitu pula dengan bis. Jadi kami tidak harus sibuk mengurusi koper di bandara. Pokoknya happy deh. Selesai tim Rubi melakukan handling bagasi, kami menuju bis yang sudah disiapkan. Bis yang kami gunakan adalah bis Rawaheel, dengan supir bernama Pak Zen yang ternyata orang Cimahi.
Sepanjang jalan jamah mulai bertalbiyah, berzikir mengagungkan asma Allah. Perasaan saya semenjak berangkat dari Bandung, lalu ke Jakarta, hingga ke Jeddah dan tiba di Madinah, tetap campur aduk. Antara bahagia, dan tidak percaya bahwa ini nyata dan bukan mimpi.
Rest Area Di Tol Menuju Madinah |
Menjelang adzan subuh, bis menepi di rest area. Mirip dengan di Indonesia, di jalan tol terdapat rest area yang dilengkapi Pom Bensin, toilet, mesjid dan penjual makanan. Bis berhenti tepat di depan penjual mie instant dan teh, yang lokasinya bersebelahan dengan mesjid dan toilet. Suasana rest area tidak seramai rest area di tol Cipularang. Saat itu hanya 3 kendaraan yang berhenti. Bis yang kami tumpangi dan 2 kendaraan pribadi.
Indomie Cup 4 riyal |
Teh susu 2 riyal |
Di rest area, usai shalat subuh, usus sudah mulai bergerak. Padahal pukul 1 dini hari, sudah diisi dengan makanan lengkap saat di pesawat. Saya memilih minum teh susu seharga 2 riyal. (1 riyal Rp 3.700-4.000). Beberapa jamaah membeli mie cup merk Indomie. Ternyata Indomie terkenal di Saudi. 😊
Suasana Menuju Kota Madinah |
Setelah selesai, kami pun melanjutkan perjalanan ke Madinah. Sepanjang perjalanan tampak gurun dan bukit batu terhampar. Tapi sesekali terlihat ada pohon kurma yang tegak dan juga beberapa green house. Permukiman sangat jarang di sepanjang jalan menuju Madinah.
Suasana Kota Madinah |
Suasana Kota Madinah |
Hotel Tempat Menginap di Madinah |
Hingga bis pun memasuki areal haram yang hanya boleh dimasuki oleh muslim. Bangunan mulai tampak banyak. Tak lama kemudian, bis mendekat ke wilayah mesjid Nabawi dan berhenti di depan hotel Muktara Internasional.
COMMENTS