#HariNasionalUMKM #PendampingUMKM #MUNASABDS #PLUTDIY #CreativeSMEFestival
Agustus 2019 menjadi tahun
bersejarah buat saya dan teman-teman penyedia layanan bisnis bagi UMKM. Di
tahun ini organisasi kami akan melaksanakan munas ke-5, bertepatan dengan tahun
ke-3 perayaan Hari Nasional UMKM. Sejak tahun 2016, saat Temu Pendamping
Nasional (TPN) II di Yogyakarta, Asosiasi BDS Indonesia (ABDSI) mengusung
perayaan Hari Nasional UMKM tanggal 12 Agustus. Tanggal tersebut kami pilih,
bertepatan dengan hari lahirnya Bung Hatta yang diangkat sebagai bapak
Koperasi. Bagi kami, Bung Hatta merupakan sosok peletak ekonomi kerakyatan di
Indonesia.
Apa kaitannya antara MUNAS ABDSI
dengan Hari Nasional UMKM? Tentunya baik-baik saja, hehe, ya, Harnas UMKM kang
pengusunnya adalah ABDSI. Jadi boleh dong, kalau moment MUNAS ABDSI V sekaligus sambil memperingati Hari Nasional
UMKM.
Tahun 2019, DPN memutuskan
Yogyakarta menjadi lokasi munas V ABDSi. Sebelumnya munas IV dilakukan di
Jakarta, Munas III di Solo, Munas II di Balikpapan dan Munas I di Jakarta.
Sedangkan HarNas UMKM, pada tahun 2018 diadakan di Sumatera Barat. Sekaligus
juga menjadi event pertama Bung Hatta Festival yang digagas teman-teman ABDSI
Sumatera Barat.
Hari Nasional UMKM Bukan Hari Libur
Setiap peringatan hari tertentu
seringkali dipersepsikan dengan hari libur. Tetapi berbeda dengan Hari UMKM, justru
kami tidak menginginkan hari tersebut sebagai hari libur. Bagi kami, Hari
Nasional UMKM adalah sebuah penghargaan bagi pelaku UMKM di seluruh Indonesia
dalam bentuk pembuktian hasil karya UMKM bagi Negara Kesatuan Republik
Indonesia. “Wis heroik pisan ceu,” iya atuh pelaku usaha terutama usaha mikro,
kecil dan menengah juga entitas yang ingin memberikan apresiasi sebagai bakti
karya bagi negara.Bukan hanya sebagai obyek terutama politisasi. Hadeu...
Untuk itu teman-teman ABDSI di
seluruh Indonesia merayakan hari ini bukan dengan makan-makan atau hura-hura,
tapi dalam bentuk kegiatan. Ada yang membuat pelatihan, expo, bakti sosial,
seminar dan berbagai kegiatan lain. Intinya kegiatan positif yang menunjukkan
hasil karya UMKM serta memberikan manfaat bagi masyarakat. Kegiatan
dilaksanakan selama satu bulan, pada bulan Agustus. Dan puncaknya adalah
tanggal 12 Agustus.
Rangkaian Acara Hari Nasional UMKM 2019
Tahun 2019, DPN bersama korwil
DIY dan Jateng menjadi panitia HarNAS UMKM dan MUNAS ABDSI 2019. Kegiatan ini
oleh teman-teman telah dirancang sejak 6 bulan yang lalu. Hasil rapat pimpinan
ABDSI mengamanatkan Yogyakarta sebagai lokasi kegiatan. Walaupun ada 2 kegiatan
yang dilaksanakan dalam waktu yang bersamaan, justru tidak mengurangi makna
dari kedua kegiatan. Malah bisa saling melengkapi.
Berlokasi di kantor Pusat Layanan
Usaha Terpadu (PLUT) Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, kegiatan Harnas UMKM
dan Munas ABDSI dilaksanakan. Agenda kegiatan dilaksanakan selama 4 hari mulai
3-6 Agustus 2019. Dilanjutkan dengan sertifikasi uji kompetensi UMKM Ekspor
pada tanggal 6-9 Agustus 2019.
Kegiatan hari UMKM bertajuk UMKM
Creative Festival, diisi dengan berbagai kegiatan, yang terdiri dari seminar,
creative talks, konsultasi bisnis, expo, bursa platform, hingga bazzar produk
nusantara dan panggung kesenian. Bagi saya, ada beberapa kegiatan yang menarik
di event HarNas UMKM 2019, diantaranya adalah pentas seni dan bursa platform.
Mungkin pentas seni terkesan
biasa, tetapi yang luar biasa adalah event ini menjadi ajang unjuk kabisa warga
Yogyakarta. Dimana peserta tidak mengikuti lomba, tetapi dapat tampil di
panggung. Seperti parade tari yang diadakan di hari pertama. Di hari Sabtu, sejak
siang hingga malam hari anak-anak yang tergabung dalam sanggar tari bergiliran
menampilkan tariannya. Hingga setelah peserta yang mendapat giliran terakhir,
seluruh peserta naik ke atas panggung dan berkumpul di depan panggung untuk
menari sintren bersama. Bagi anak-anak yang haus pengalaman kesempatan ini
menjadi media untuk bisa mengeskplorasi diri.
Begitu pula pada kegiatan hari
kedua, yaitu parade biola. Puluhan anak dari sanggar musik secara bergantian
tampil di panggung. Selain unjuk kebolehan dan keberanian, aksi ini menghibur
pengunjung yang hadir. Tentunya juga menjadi tambahan pengunjung di HarNas
UMKM. Anak senang dapat tampil, orang tua juga bangga dengan kreativitas anak,
peserta bazzar mendapat konsumen, dan pengunjung pun terhibur.
Catatan kegiatan yang menarik
lainnya adalah bursa platform. Bursa platform merupakan pameran platform
layanan usaha. Mulai dari jasa konsultasi, pembiayaan, sarana komunikasi,
ekspedisi dan juga marketplace. Lebih dari 10 tenant yang bergabung.
Diantaranya adalah Kementrian Koperasi, Jamkrindo, BDP DIY, Xl bisnis, RPX, Angkasa Pura, rumah kemasan,
serta beberapa aplikasi digital, diantarnya adalah Jurnal.id, AVANA, resto dan
lainnya. Selain mengikuti ekspo, para penyedia layanan juga mendapatkan
kesempatan untuk berbagi informasi
tentang bisnis mereka kepda para pengunjung. Di era digital tentunya
bisnis juga harus dijalankan dengan lebih cerdas. Gak mau pakai digital, kelaut
aje, hehe.
Acara lainnya adalah seminar,
pelatihan dan creative talks. Hampir seluruh acara dipadati oleh pengunjung,
baik acara seminar di hari pertama maupun diskusi kecil yang diadakan di
sela-sela acara. Salah satu diskusi yang ditunggu adalah paparan dari Walikota
Padang, Mayheldi Ansharullah. Paparan yang disampaikan oleh Walikota Padang
adalah Padang Menuju Masyarakat Ekonomi Syariah Berbasis UMKM. Pada acara ini,
Walikota Padang hadir ditemani Kepala Dinas Perdagangan, Kepala Dinas Koperasi
dan UMKM Kota Padang, serta Kepala Bidang Perekonomian Kota Padang. Banyak hal
yang disampaikan oleh Pak Mayheldi dalam paparannya.
Dalam diskusi, pernyataan yang
menarik adalah peran pemerintah dalam pengembangan UMKM di Kota Padang, serta
kebijakan untuk tidak mengijinkan minimarket jaringan beroperasi. Kita semua
tahu, selain Kabupaten Kulonprogo, Kota Padang menjadi daerah yang sangat
mendukung pada pengembangan ekonomi lokal. Dalam sesi diskusi Pak Mayheldi juga
menyampaikan bahwa saat ini Kota Padang melakukan ekspansi bisnis hingga ke
Vietnam, yaitu dengan mengajak pengusaha setempat membuka rumah makan Padang di
Vietnam. Awal yang bagus, untuk memperkenalkan kuliner Indonesia.
MUNAS V ABDSI 2019
Seperti umumnya pelaksanaan musyawaran nasional (MUNAS) sebuah organisasi, terdapat 3 hal yang menjadi kegiatan utama, yaitu : 1. Pertanggungjawaban pengurus, 2. Pembahasan tata aturan organisasi, dan 3. Pemilihan pengurus baru. Rangkaian kegiatan ini direncanakan berlangsung tanggal 4-5 Agustus 2019. Saat ini sekitar 30 Provinsi yang sudah membentuk kepengurusan ABDSI. Saya sendiri, pada Maret 2019 mendapat mandat untuk memimpin ABDSI periode 2019-2022.
Di kepengurusan ABDSI tahun
2014-2019, dipimpin oleh Samsul Hadi, dikenal dengan panggilan Cak Samsul, dari
Peac Bromo Surabaya sebagai ketua, Cahyadi Joko Sukmono dari Forbis Yogyakarta
sebagai Sekjen. Dalam kepemimpinan mereka, ada beberapa hal penting yang telah
dihasilkan, diantaranya sertifikasi pendamping UMKM, atau dikenal dengan SKKNI
pendamiping UMKM. Program ini digagas sejak tahun 2016 dan mulai berjalan di
awal tahun 2018. Saya beruntung menjadi angkatan pertama yang mengikuti program
ini.
Selain SKKNI, hari Nasional UMKM
juga menjadi karya dari pengurus di masa kepemimpinan Cak Samsul Hadi. Kegiatan
lainnya juga adalah kerjasama dengan beberapa kementrian dan lembaga dalam
penyusunan kebijakan berkaitan dengan jasa layanan bisnis UMKM termasuk,
diantaranya pendampingan. Terima kasih buat pengurus ABDSI periode 2014-2019.
Acara yang berlangsung sejak
pukul 9 pagi, dihadiri perwakilan dari 12 korwil, yang terdiri dari korwil
Sumatera Utara, Sumatera Barat, Banten, DKI, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa
Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Barat, dan Sulawesi
Selatan. Tema Munas ABDSI 2019 adalah Reposisi ABDSI menjadi Organisasi Mandiri
dan Modern Menghadapi Tantangan Ekonomi 4.0. Ah, kok ikut-ikutan jadi ekonomi
4.0? Ih ini mah bukan ikut-ikutan, tapi kan layanan bisnis umkm juga harus
menyesuaikan jaman. Sekarang eranya digital, jadi harus menyesuaikan dengan
kondisi jaman.
Pada acara MUNAS yang berlangsung
hinggal pukul 21.00, para peserta munas telah menyelesaikan seluruh rangkaian
kegiatan serta menghasilkan beberapa keputusan penting, sebagai berikut : 1.
Diterimanya laporan pertanggung jawaban pengurus ABDSI periode 2014-2019 dengan
catatan perbaikan, 2. Perbaikan AD dan ART, serta rumusan program kerja untuk
pengurus periode 2019-2022 serta 3. Pemilihan pengurus ABDSI periode 2019-2022,
yaitu dengan ketua formatur : Cahyadi Joko Sukmono (DIY).
Amanat MUNAS ABDSI 2019 menjadi
tugas yang harus diemban oleh para pengurus baru. Apalagi tantangan usaha juga
terus berubah. Selain menjalankan aktivitas pendampingan, advokasi kebijakan
juga diharapkan dapat menjadi porsi yang besar. Tentunya usaha skala mikro dan
kecil bukanlah usaha skala besar yang sudah siap dengan berbagai kemapanan. Perlu
keberpihakan terutama dari pemerintah supaya usaha mikro dan kecil yang
beberapa kali menjadi penyelaman saat krisis ekonomi untuk dapat terus tumbuh.
Semoga kepengurusan ABDSI di periode 2019-2022 dapat terus memberikan
kontribusi bagi pengembangan ekonomi di Indonesia.
INDONESIA
MERDEKA TIDAK ADA GUNANYA BAGI KITA, APABILA KITA TIDAK SANGGUP UNTUK
MEMPERGUNAKANNYA MEMENUHI CITA-CITA RAKYA KITA : HIDUP BAHAGIA DAN MAKMUR DALAM
PENGERTIAN JASMANI MAUPUN ROHANI. (Moh Hatta)
COMMENTS