Hidup itu memang tinggal menjalankan takdir yang maha kuasa. Secara umum, ada dua cara yang dilakukan. Yang pertama, hidup apa adan...
Hidup itu memang tinggal menjalankan takdir yang maha kuasa. Secara umum, ada dua cara yang dilakukan. Yang pertama, hidup apa adanya, dan yang kedua menjalani hidup sesuai yang kita inginkan. Sebuah ungkapan bijak mengatakan, jodoh, rizki, hidup, mati, ada di tangan yang maha kuasa. Pertanyaannya, apakah di sisa usia yang kita jalani akan begitu saja, atau ada hal luar biasa yang ingin kita tinggalkan?
Kapan Mulai Membuat Rencana Hidup?
Dalam sebuah kelas bisnis yang dilaksanakan secara online, pada pertemuan pertama kami mengisinya dengan penyusunan visi pribadi dan bisnis. Dari 50 peserta yang ikut, ternyata semua peserta belum punya visi pribadi. Padahal visi adalah sebuah tujuan yang ingin dicapai. Dan begitu pula dengan visi bisnis. Teman-teman peserta program umumnya menjalani hidup dan bisnis bagai air mengalir. Sehingga akhirnya mereka kesulitan saat akan menentukan target tahunan, jangka menengah dan jangka panjang.
Saya pertama kali menyusun rencana hidup saat mengikuti pelatihan Achievement Motivation Training saat duduk di semester III. Saat itu, senat mahasiswa (Bem kalau sekarang), bekerja sama dengan Dinas Tenaga Kerja ingin membuat pelatihan bagi mahasiswa. Saya masih ingat hingga saat ini pertanyaan yang diajukan :
"Apa yang ingin kau capai 1 tahun, 5 tahun, 10 tahun dan 15 tahun yang akan datang?"
Sebagai mahasiswa semester 3, boro-boro berfikir 15 tahun yang akan datang. Tahun depan mau apa pun masih belum terbayang. Oleh fasilitator, kami para peserta dipandu untuk membayangkan yang lebih mudah, seperti kapan mau lulus? , setelah lulus apakah akan bekerja atau melanjutkan pendidikan? pekerjaan seperti apa yang ingin dilakukan?
Tak disangka, beberapa yang saya tulis saat itu tercapai. Sebagai bagian dari generasi X, capaian-capaian yang saya tulis sangat umum. Menikah di usia 24 tahun, melanjutkan S2 lalu bekerja. Belum ada keinginan ingin menjadi apa dan sebagainya. Berbeda dengan generasi milenial yang memiliki sumber informasi sangat luas, pilihan profesi beragam, dan akses mudah. Tapi saya tidak menyesal kok dengan semua yang sudah saya capai.
Baca juga : Menuju usia 40
Batasan Rencana Hidup
Secara umum, jika ditanya maka manusia banyak menjawab bahwa tujuan hidup adalah bahagia lahir batin. Muda foya-foya, tua kaya raya, mati masuk surga. Sepertinya simple ya, tujuan hidup manusia. Tetapi, apakah seperti itu kondisi yang sebenarnya? Menurut Darmawan Aji, terdapat 8 aspek kehidupan yang mengisi hidup manusia. Ke 8 aspek ini yang kemudian akan memandu arah hidup kita, terdiri dari : 1. Spiritual, 2. Pengembangan diri, 3. Kesehatan, 4 Keluarga, 5. Relasi, 6. Karier/bisnis, 7. Keuangan dan 8. Kontribusi.
Mungkin kita pernah bertemu seseorang yang sepertinya hidup sempurna. Muda, terkenal, kaya raya, tapi kemudian ditemukan mati karena bunuh diri. Atau kaya raya dengan harta yang tidak akan habis tujuh turunan, tetapi hidup menyendiri hingga kematian menjelang. Kira-kira seperti apa kehidupan yang kita inginkan?
Darmawan Aji menuliskan dalam bukunya yang berjudul life by design, bahwa setiap orang harus menetapkan 1 visi dan 1 value untuk masing-masing aspek/akun. Kemudian menuliskan jangka waktu yang ingin dicapai dalam masing-masing akun dalam batasan waktu 5-10 tahun. Dalam jangka pendek, pilihlah 3 akun/aspek yang prioritas untuk 3 bulan sampai 1 tahun. Lalu tetapkan tujuan kunci untuk masing-masing akun. Dengan menggunakan batasan tadi, maka selama 1 tahun ke depan, kita mengisi hidup sesuai dengan yang kita rencanakan.
Specific, Measureable, Achievable, Reliable, Time Frame (SMART)
Supaya 8 tujuan tersebut dapat dicapai tentunya harus spesifik, terukur, dapat dicapai, dapat diandalkan, dan memiliki batasan waktu. Visi tentunya harus tinggi, tetapi kemudian kita jabarkan dalam langkah-langkah kecil jangka pendek.
Visi saya adalah : menjadi seorang muslim yang bertakwa, bermanfaat bagi keluarga, dan masyarakat, serta menjadi inspirasi bagi generasi berikutnya.
Visi ini masih sangat abstrak. Seperti apa insan yang bertakwa, bermanfaat dan menginspirasi? tentunya saya harus menurunkan kembali ke dalam 8 akun/aspek kehidupan manusia.
Oh ya, dalam membuat visi, tentukan visi yang Ambitious - Meaningfull - Exciting. Ya, visi itu harus yang wah atau tinggi, berarti dan membuat kita bergairah untuk mencapainya.
Contoh visi spiritual :
Visi spiritual : Menjalankan ibadah dengan baik, menjauhi yang dilarang, memiliki ahlak yang baik, mengamalkan isi al quran
Masih abstrak ya, coba kita turunkan menjadi langkah yang lebih kongkrit :
Strategi dalam 3 bulan :
1. Shalat di awal waktu
2. Membaca Al Quran beserta artinya setiap hari
3. Selalu berusaha berbuat baik
4. Menghindari hal yang dilarang
5. Mengurangi sifat buruk yang merugikan
Lebih spesifik kan ya. Ini juga kita tuliskan untuk akun lain yang kita nilai menjadi prioritas. Apakah Pengembangan diri, Kesehatan, Keluarga, Relasi, Karier/bisnis, Keuangan dan Kontribusi. Pilih yang paling prioritas, yang jika dilakukan akan juga memberikan dampak positif pada akun lainnya.
Mampir ke sini ya : Resolusi Jangan Jadi Mimpi
Komitment Dalam Menjalankan Rencana Hidup
Ini yang biasanya tidak mudah, yaitu terus-menerus dan komitment menjalankan apa yang ingin kita capai. Misalnya ingin menulis satu buah buku, maka kita harus komitment menulis setiap hari misalnya 1 lembar. Dalam 3 bulan, maka kita sudah menghasilkan karya 90 lembar tulisan. Atau misalnya ingin memperbaiki kebugaran tubuh, maka setiap hari harus menyisihkan waktu selama 30 menit untuk berolah raga. Begitupun dalam mengejar capaian lainnya.
Tidak ada yang instant dalam hidup ini, sebetulnya yang kita lalui adalah sebuah proses sesuai dengan yang kita impikan. Karena hidup adalah sebuah sebab akibat. Tidak mungkin bisa mengendarai mobil kalau tidak pernah belajar, tidak mungkin mendapat sertifikat kompetensi kalau tidak mengikuti pelatihan dan mengerjakan ujian dengan baik. Walaupun mungkin ada beberapa hal yang misalnya kita peroleh tanpa bersusah payah. Misalnya ingin ke luar negeri, eh tiba-tiba dapat hadiah harus menemani tante, atau misalnya iingin motor, eh tiba-tiba dan undiah berhagiah motor.
Karena untuk capaian-capaian tertentu, dibutuhkan upaya baik itu peningkatan pengetahuan maupun keahlian. Seperti saya yang ingin blognya dapat DA dan PA tinggi, tidak akan bisa dalam waktu sekejap, karena harus rajin menulis di blog. Atau ingin menghasilkan sebuah buku di tahun 2019, maka kalau ingin menghasilkan buku sendiri saya setiap hari harus menulis. Kecuali saya mau pakai jasa ghostwriter. Tetapi sepertinya tidak deh, hehe.
Hasil Akhir Bagaimana?
Urusan hasil akhir adalah bagian yang maha kuasa. Kita sebagai manusia kembali hanya menjalankan prosesnya. Setidaknya dengan menyusun rencana hidup, kita sudah berfikir dan merancang apa yang ingin kita raih dalam hidup kita ke depan. Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang, manusia mati meninggalkan kenangan. Kenangan seperti apa yang ingin diingat oleh keluarga, teman, tetangga, relasi bahkan pesaing tentang kita? orang yang baik, orang yang menyebalkan, orang yang menyenangkan, orang yang menginspirasi?
Semua kembali kepada kita, apakah semua yang kita lakukan sudah baik atau belum. Selama jantung masih berdetak, kita masih punya waktu untuk mengisi hidup dan menentukan masa depan kita kelak. Mengenai apakah semua dapat tercapai atau tidak, biarlah Sang Kuasa yang menentukan. Yang pasti dalam setiap detik hidup kita memberikan arti bagi diri kita, keluarga dan orang-orang yang mengenal kita.
Jadi, sudahkan membuah rencana hidup? Mulailah dari sekarang, karena tidak ada kata terlambat untuk memulai.
Sumber :
Darmawan Aji, Life By Design, Hidup Bahagian dan Sejahtera Dengan Terencana, 2018.
Wah visi misi saya ternyata masih termasuk yang abstrak. Cuma ingin lebih berguna bagi anak-anak dirumah, disekolahan bangsa dan negara hehe.. klise banget ya. Harus dibuat lebih konkret nih. Oke nanti malam siap oret - oret ah, mencoba menkonkretkan rencana tahun-tahun mendatang.
ReplyDeleteYes, soal hasil adalah kuasa Allah. Yang penting kita sudah berikhtiar secara maksimal.
ReplyDeleteAku juga tipe yang suka bikin rencana teh. Punya visi misi dan tahu 5 tahun ke depan aku pengen jadi apa. Aku berusaha juga menerapkan ke 8 aspek keseimbangan di atas. Cuma tahun ini semangat aku menurun. Belum bikin semua nya soalnya
ReplyDeleteSebenarnya memang segala sesuatu yang direncanakan bisa lebih mungkin ketercapaiannya. Tapi ya gitu deh, kadang-kadang dengan alasan menikmati setiap kejutan dalam hidup malah jadinya suka berantakan, segala sesuatunya jadi serba grusa-grusa dan nggak terukur akibatnya ya kadang-kadang memang pencapaian sering melenceng dari harapan. Aku juga lagi belajar tentang perencanaan ini Mbak, semoga 2019 bisa terealisasi dengan baik. Amiin
ReplyDeleteWah. Wah. Ide resolusi ini pernah aku pelajari juga tapi dari Kang Dewa. Intinya sama saja sih. Sy mah simple aja reaolusinya. Ingin lebih bahagia dengan lebih mencintai diri sendiri ��
ReplyDeleteSesuatu yang abstrak akan lebih mudah dilakukan jika sudah menjadi konkrit ya, Ceu Meta. Haduuuh, beneran harus tata ulang lagi rencana hidupnya niih. Banyak yang masih kurang. Terima kasih Ceu sharingnya...
ReplyDeleteNah, aku pensiun 4 tahun lagi. Ada sih rencana kalau udah pensiun nanti. Terutama finansial nih. Hrs siap menata sumber penghasilan yg mungkin menurun jauh...
ReplyDeleteMasyaAllah mbak meta teroganisir sekali yah rencananya. Jadi nambah ide buat saya untuk membuat rencana hidup yang saya catat, agar saya ingat dan konsisten untuk mencapainya. Makasi mbak remindernya
ReplyDeleteBetul banget sih, punya rencana itu wajib! Hehe, semenjak nikah saya sama suami banyak banget rencana untuk ini itu. Kami catat dan mulai realisasikan. Meski memang terkadang enggak sesuai dengan kenyataan, tetapi ikhtiar dan doa adalah salah satu cara untuk merealiasikannya kan? hihi. makasih bun sharingnya, keren banget.
ReplyDeletemembuat rencana hidup bikin hidup kita lebih terarah ya, mbak. Visi misi hidup membantu kita melangkah step by step untuk mewujudkannya. Penting banget sih ini.
ReplyDeletekalau rencana sih udah bikin mbak, tapi nggak pernah ditulis,hehehe. Padahal rencana itu perlu untuk ditulis agar bisa diwujudkan dan gak hanya diangan2
ReplyDeleteSaya bintangin ini ya, Ceu. Sebagai pengingat diri agar semakin mantap jalan hidup ke depannya. Sudah nyusun rencna sih, tapi sederhana. Tetap butuh motivasi agar semangat menjalani nya :)
ReplyDeleteLangsung deh link ini saya simpan, sebagai pengingat diri.
ReplyDeleteVisi hidup emang harus jelas dan terukur, nah visi saya tuh terlalu sedikit kayaknya, hehehe