Dapat haid di Bulan Rhamadlan apalagi saat 10 malam terakhir, sangatlah tidak menyenangkan. Tidak bisa shaum, shalat, membaca Al Quran,...
Dapat haid di Bulan Rhamadlan apalagi saat 10 malam terakhir, sangatlah tidak menyenangkan. Tidak bisa shaum, shalat, membaca Al Quran, pergi ke mesjid. Padahal sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan adalah malam istimewa, karena ada satu malam yaitu malam Lailatul Qodar. Dimana akan mendapat nilai ibadah selama 1000 bulan. "Kita jadi kehilangan peluang untuk dapat malam Lailatul Qodar dong?", Kata seorang teman. Tenang, menurut beberapa ulama, wanita haid masih bisa kok mengumpulkan pahala saat bulan Rhamadlan.
Seperti yang disampaikan Ustadz Asep Anom saat ta'lim alumni SMSN 2 Bandung di Mesjid SMAN 2 Bandung, hari Sabtu kemarin. Ternyata buat para perempuan yang sedang haid, masih bisa menghidupkan malam Lailatul Qodar. Apa yang disampaikan ustadz Asep Anom persis dengan tulisan yang dapat satu tahun yang lalu. Tulisan ini saya dapat dari harian Republika yang disampaikan oleh Ustadz Bachtiar Nasir.
Malam Lailatul Qodar
Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kamilah yang memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah.” (QS Al-Dukhan [44]: 3-4).
Dalam surah al-Qadr, Allah SWT menjelaskan, pada malam inilah Alquran sebagai hidayah bagi umat manusia diturunkan. Beribadah pada malam ini lebih baik daripada beribadah seribu bulan.
Para malaikat bersama malaikat Jibril turun pada malam ini dengan membawa rahmat dan berkah. Malam ini penuh kedamaian dan kesejahteraan bagi orang-orang beriman. Selain itu, malaikat pun memberikan salam kepada orang beriman sampai terbit fajar.
Ibadah yang Dapat Dilakukan Wanita Haid
di Malam Lailatul Qodar
Ada banyak aktivitas ibadah yang dapat dilakukan perempuan yang sedang haid pada malam-malam 10 terakhir Ramadhan.
Pertama, berdoa sebanyak-banyaknya kepada Allah. Sebab, berdoa pada malam-malam itu sangat mustajab untuk dikabulkan.
Dari Al-Nu'man bin Basyir, ia berkata, “Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, 'Doa itu adalah ibadah, kemudian beliau membaca ayat 60 surah Ghafir yang artinya: dan Tuhanmu berfirman, berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orng-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina.'” (HR Tirmizi, Ibnu Majah, Abu Daud, al-Nasa`I, dan Hakim).
Kedua, mengulangi hafalan Alquran yang dikuasai atau mendengarkan rekaman Alquran hingga khatam. Berzikir sebanyak-banyaknya, sebaik-baik zikir adalah laa ilaah illallah.
Dan sebaik-baik zikir pada sepertiga akhir malam adalah istighfar, misalnya, membaca astagfirullah wa atuubu ilayh. Dan, selalu memohonkan ampunan pada waktu pagi sebelum fajar. (QS Adz-Dzariyat [51]: 18).
Dalam tafsir Ibnu Katsir dan Thabari, disebutkan riwayat lain dari Mujahid, beliau berkata, “Ada seorang laki-laki dari Bani Israil yang selalu menghidupkan malamnya dengan ibadah sampai Subuh. Kemudian pada siang hari, dia berjihad melawan musuh sampai sore, dan ia melakukan itu selama seribu bulan maka Allah menurunkan surat Alqadr ayat 3 di mana menghidupkan malam Qadar itu lebih baik dari amalan laki-laki Bani Israil tersebut.”
Ketiga, menyediakan kebutuhan orang yang beriktikaf, baik dalam bentuk sedekah uang maupun mengirimkan makanan, dan lain-lain. Atau, lakukan kebaikan apa saja yang mudah dan ringan untuk dikerjakan pada malam itu.
Dari Abu Hurairah, ia berkata, “Rasulullah bersabda, pada bulan itu Allah memiliki satu malam yang lebih baik dari seribu bulan, barang siapa yang terhalang dari kebaikannya berarti ia telah terhalang dari segala kebaikan.” (HR Al-Nasa`i).
Dan, dengan kasih sayang Rasulullah SAW kepada umatnya, beliau telah menunjukkan jalan dan memberikan kemudahan. Caranya dengan menjelaskan hendaklah kita mencari malam kemuliaan itu pada 10 malam terakhir bulan Ramadhan, terutama pada malam-malam ganjilnya.
Dari Aisyah, ia berkata, “Rasulullah biasa beriktikaf pada 10 hari terakhir Ramadhan dan bersabda, 'Carilah Lailatul Qadar pada 10 hari terakhir dari bulan Ramadhan.'” (HR Bukhari dan Muslim).
Keempat, membaca buku-buku agama Islam yang dapat menambah pengetahuan tentang al-Islam dan mendekatkan diri kepada Allah. Bahkan, Nabi memberikan teladan bagaimana seseorang seharusnya mengambil kesempatan waktu yang penuh berkah yang diberikan Allah.
Aisyah berkata, “Pada 10 hari terakhir bulan Ramadlan, Rasulullah lebih giat beribadah melebihi hari-hari selainnya.” (HR Muslim). Menghidupkan Lailatul Qadar tidak terbatas hanya dengan shalat. Tapi, mencakup semua bentuk ibadah dan ketaatan kepada Allah. Karena, seorang wanita yang sedang haid dilarang dan haram baginya melakukan shalat, thawaf, dan menyentuh mushaf (Al Quran).
Menurut sebagian ulama, haram menyentuh mushaf dan masuk masjid maka ia bisa menghidupkan malam penuh kemuliaan itu dengan amal ibadah yang lain. Semoga kita termasuk yang dipilih Allah mendapatkan kemuliaan Lailatul Qadar ini. Wallahu 'alam bish shawab.
Ternyata banyak cara bagi wanita yang sedang haid untuk menjalankan ibadah di bulan Rhamadlan. Jadi walau jadwal haid bertepatan dengan malam Lailatul Qodar tidak usah bersedih. Masih banyak ibadah yang dapat dilakukan. Terpenting niatnya ikhlash, dan kita berupaya dengan sungguh-sungguh melakukan perbuatan baik di bulan yang mulia.
sumber : Republika.co.id/berita/dunia- Islam/fatwa/13-08-02/mkwwh7-menghidupkan -malam-bagi-wanita-haid
#Rhamadan #LaranganBagiWanitaHaid #IbadahBagiWanitaHaid
#LailatulQodar #MengejarLailatulQodar #IbadahdiBulanRamadan #MalamLailatulQodar
Wah aku makin tercerahkan baca artikel ini. Bermanfaat sekali buat alu dan wanita lainnya yang sedang berhalangan.
ReplyDelete