#pendampingumkm #diagnostik #skkni #perencanaan
Saat pertama kali akan mendampingi UMKM di tahun 1996 dulu, sebagai new bie saya betul-betul bingung. Apalagi saat itu status saya masih jadi anak magang yang baru akan sidang skripsi. "Kamu ikut saja sama senior," ucap Pak Arsyad yang menjadi Direktur KKB. Saya yang anak magang itu, asli diplonco dulu. Deg-degannya asli lebih besar daripada diplonco waktu kuliah. Saat PAM dulu, yang dihadapi adalah senior. Kalau salah, minta maaf, lalu selesai. Setelah kerja, kalau buat kesalahan, selain dimarahi bos, ya diomeli klien juga. Kasihan melihat saya yang kebingungan, saya pun diberi sebuah form yang harus diisi oleh UMKM yang akan didampingi oleh Klinik Konsultasi Bisnis Kanwil Jabar. Form itu banyaknya satu helai, yang berisi data pribadi dan data usaha. Dengan berbekal form tersebut, maka konsultan akan memberikan konsultasi kepada UMKM.
Pada tahun 2018, setelah diresmikannya standar kompetensi keahlian nasional Indonesia (SKKNI) Pendamping UMKM terdapat satu kompetensi keahlian tentang persiapan pendampingan UMKM. Kompetensi keahlian yang dimaksud adalah 1.Melakukan identifikasi permasalahan dan kebutuhan UMKM Dampingan, 2. Membuat Rencana Pendampingan UMKM.
"Duh bu, mau pendampingan UMKM saja pakai ada kompetensinya segala," Nah, ini dia, dalam teori management, planning itu menempati urutan pertama sebuah aktivitas. Selanjutnya, organizing, actuating, controling. Walau katanya "hanya" mendampingi UMKM harus dilakukan dengan serius dan direncanakan dengan matang. Serius, atau tidak serius, upaya dan capenya sama. ya kan?
Persiapan Pendampingan UMKM
I. Melakukan Identifikasi Permasalahan dan Kebutuhan UMKM Dampingan
Dalam melakukan identifikasi permasalahan dan kebutuhan UMKM dampingan, persiapan yang harus dilakukan adalah :Pertama, janjian dulu, dan pastikan yang akan dikunjungi. Perlukah? Iya, apakah benar perusahaan tersebut yang akan didampingi? apakah bersedia untuk didampingi? Jangan-jangan kita salah orang, hehe.
Kedua, siapkan form yang berisi isian tabel profile dan karakteristik UMKM,
Ketiga, lakukan wawancara kepada UMKM dan minta UMKM menyiapkan data, diantaranya adalah data data produksi, data pemasaran, data keuangan.
Data yang diisi harus lengkap. Jika ada kekurangan, lengkapi. Semakin lengkap data, maka semakin mudah dalam melakukan diagnostik.
Tuliskan apa saja kebutuhan UMKM Dampingan
Tabel Diagnostik |
Data yang harus disiapkan :
1. Data pribadi (terdiri dari : nama, alamat, no telpon)
2. Data usaha (terdiri dari : ,jenis usaha, riwayat usaha, perijinan yang dimiliki, jumlah tenaga kerja)
3. Data pemasaran : data penjualan (per kelompok), rencana penjualan, pesaing)
4. Data produksi : bahan baku, bahan penolong,sarana, peralatan, bangunan, kendaraan, rencana dan realisasi produksi,
5. Neraca
6. Laba rugi
7. Asset
8. Kondisi unik yang dihadapi
Tabel Identifikasi Masalah |
II. Membuat Rencana Pendampingan UMKM
Setelah melakikan diagnostik dan identifikasi masalah, selanjutnya adalah menyusun program pendampingan. Misalnya UMKM yang akan didampingi menghadapi 6 masalah. Apakah keenam masalah tersebut akan diselesaikan selama masa pendampingan. Apakah mungkin dilakukan dalam 6 bulan? atau hanya satu atau dua masalah saja yang diselesaikan.Kemudian, darimana biaya untuk perbaikannya. Apakah umkm yang didampingi memiliki dana yang cukup untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi? Ataukah akan mengikuti program, atau menyelesaikan masalah yang anggaranya tidak besar dan sebagaimnya.
Semua keputusan tersebut akan mempengaruhi waktu, biaya serta jumlah pendamping UMKM yang dibutuhkan. Apakah membutuhkan konsultan, trainer, mentor atau coach. Semua perlu diidentifikasi, karena pendekatannya akan berbeda.
Wah, kok jadi rumit begini ya. Tidak rumit kok, kalau dijalankan malah akan sangat membantu.
Sebagai contoh, bulan ini saya dapat permintaan dari sebuah BUMN untuk melakukan evaluasi program pendampingan UMKM yang mereka lakukan. Ternyata, mereka sama sekali belum memiliki data dasar UMKM dampingan. Saya dan tim, kemudian melakukan diagnostik terhadap kondisi UMKM. Responsnya mereka sangat senang, karena medapat data detail tentang profiling usaha dari UMKM dampingan. Untuk UMKM sendiri mereka mengetahui kondisi bisnisnya hari ini. Dan ini menjadi bahan evaluasi untuk tahun depan.
Waktu yang dibutuhkan ya, lumayan, bisa seharian. Tapi meluangkan satu hari untuk menyiapkan pekerjaan 6 bulan, tentunya tidak rugi. Kerja kita lebih efektif, efisien dan akurat. Anggap saja kita sebagai seorang dokter yang melakukan diagnostik. Terbayang, kalau diagnosanya salah, maka treatment yang diberikan akan salah.
Mengenai format, apakah harus menggunakan format yang ada, atau boleh buat sendiri? Kalau menurut saya sih fleksibel sesuai kebutuhan. Saat ini saya cukup nyaman dengan tabel yang disusun tim SKKNI Pendamping UMKM.
Kompetensi Dasar Pendamping
Untuk dapat menjadi pendamping yang profesional tentunya, kita juga harus memiliki kompetensi dasar. Apakah harus selalu mengenyam pendidikan bidang ekonomi dan bisnis? seorang pendamping umkm yang mengenyam pendidikan di fakultas ekonomi, manajemen, akuntansi dan bisnis tentunya akan memiliki pengetahuan yang cukup mengenai bisnis. Tetapi seorang pelaku usaha dari latar belakang ilmu juga dapat menjadi pendamping UMKM.Sehingga tidak sedikit teman-teman yang mengenyam pendidikan S1 dari berbagai latar belakang, akhirnya melanjutkan S2 di jurusan magister manajemen. Saat akhirnya memutuskan menjadi seorang pendamping profesional. Ada yang memilih menjadi fasilitator, trainer, mentor maupun coach. Pengalaman mengelola bisnis tentunya menjadi poin tambahan. Karena menjalankan usaha bukan pengetahuan saja, melainkan juga skill dan strategi. Strategi untuk menjual, mengelola anak buah, mengelola uang dan tentunya mengelola sebuah bisnis.
Semua adalah pilihan, apakah akan menjadi pendamping profesional atau tidak. Saya sudah sejak tahun 2011 mengarah ke sana. Bagaimana dengan anda?
Sumber : SKKNI Konsultan Pendamping UMKM |
COMMENTS