Dok : PFU "Bumi Pasundan Lahir Kala Tuhan Sedang Tersenyum," Sebuah ungkapan yang disampaikan pertama kali oleh M...
Dok : PFU |
"Bumi Pasundan Lahir
Kala Tuhan Sedang Tersenyum,"
Sebuah ungkapan yang disampaikan pertama kali oleh MAW Brouwer (1923-1991), seorang psikolog dan budayawan kelahiran Belanda yang cukup lama tinggal di tanah Pasundan. Keindahan Pasundan yang merupakan bagian dari Provinsi Jawa Barat memiliki keragaman potensi hayati yang menjadi lumbung pangan bagi masyarakat Jawa Barat dan Indonesia.
Sebagai mahluk hidup, saat dikembangkan secara massal, berbagai tanaman yang tersedia di Jawa Barat, juga menghadapi masalah. Untuk memecahkan masalah pertanian di Jawa Barat, Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran didirikan pada tahun 1958 di Bandung. Sejak pertama kali didirikan, telah lebih dari 40 angkatan yang lulus dan mempraktekan ilmunya di berbagai bidang termasuk pertanian.
Seiring dengan perkembangan jaman, muncul tudingan negatif bahwa lulusan pertanian enggan untuk masuk ke sektor pertanian yang menjadi dasar keilmuan. Kondisi ini terungkap dari mulut Presiden Jokowi saat hadir di Dies Natalis IPB tahun 2017 lalu. Beliau melihat bahwa beberapa petinggi di bank umum nasional adalah lulusan pendidikan pertanian. Sontak kondisi ini menjadi bahan pembicaraan di sosial media. Apakah lulusan pertanian tidak bekerja di sektor pertanian?
Mengenal Sistem Pertanian
Sebagai seorang sarjana teknologi pangan, saya semula berfikir bahwa pertanian adalah sebuah sektor yang berdiri sendiri. Tetapi, sejak terjun di dunia pertanian pada tahun 2012, saya mendapat pencerahan bahwa pertanian adalah sektor yang terdiri dari banyak sub sistem. Sebagai contoh, untuk menghasilkan padi, maka petani harus melakukan berbagai tahapan kegiatan, yang terdiri dari beberapa sub sistem. Sistem di pertanian dibagi ke dalam 2 bagian besar, yaitu on farm dan off farm. On farm. Kegiatan on farm merupakan kegiatan yang dilakukan di lahan pertanian, diantaranya adalah pembibitan dan budidaya. Sedangkan kegiatan off farm adalah kegiatan yang dilakukan di luar lahan, diantaranya adalah pasca panen dan pengolahan hasil pertanian.
Sumber : Hasil Analisis |
Berdasarkan kegiatannya, maka sistem pertanian dapat dibagi ke dalam 5 sub sistem sebagai berikut :
Sub Sistem Penyediaan Sarana Produksi Pertanian (Saprotan)
Di awal kegiatan pertanian, petani membutuhkan benih, pupuk, obat-obatan yang masuk dalam sub sistem penyediaan saprotan. Saat ini, petani tidak menyediakan semua kebutuhan budidaya sendiri. Berbeda dengan masa lalu dimana benih dan pupuk diolah sendiri oleh petani. Maka, petani lebih banyak terlibat pada sub sistem kedua, yaitu Budidaya.
Sub Sistem Budidaya
Dalam melakukan kegiatan budidaya, petani harus melakukan beberapa tahap kegiatan, yang terdiri dari : 1. Persiapan lahan, 2. Pembibitan, 3. Penanaman, 4. Pemeliharaan dan 5. Pemanenan. Kelima tahapan ini dilakukan oleh petani baik secara mandiri maupun melibatkan tenaga kerja. Umumnya masyarakat awam memahami tahap budidaya sebagai kegiatan bertani.
Sub Sistem Pasca Panen
Setelah tanaman dipanen, selanjutnya adalah persiapan untuk dijual. Dalam pertanian modern, karena jumlah tanaman yang dipanen cukup banyak, maka membutuhkan penanganan pasca panen khusus. Saat ini di sistem pertanian, terdapat unit khusus yang menangani pasca panen yang disebut packing house. Tahapan ini berhubungan dengan kegiatan pemasaran. Setiap calon konsumen memiliki karakteristik kebutuhan produk yang berbeda. Sehingga dalam tahap pasca panen dilakukan pula sortasi dan grading sesuai permintaan.
Sub Sistem Industri Pengolahan
Industri pengolahan tidak dapat dilepaskan dari sistem pertanian. Seringkali banyak orang berfikir bahwa pengolahan merupakan sebuah industri tersendiri Tetapi, jika industri tidak terhubung dengan penyedia bahan baku pertanian, maka mereka akan kesulitan mendapat pasokan. Di sisi lain, jika pelaku budidaya tidak terhubung dengan industri pengolahan, maka juga akan terbatas dalam memasarkan produk. Padahal, untuk beberapa komoditi, kebutuhan industri pengolahan cukup besar. Sehingga harus melakukan impor produk pertanian.
Sub Sistem Distribusi dan Pemasaran
Setelah hasil pertanian dikemas, selanjutnya siap untuk didistribusikan kepada konsumen, baik melalui pasar induk, pasar tradisional, pasar modern maupun industri pengolahan. Saat ini sub sistem distribusi dan pemasaran umumnya dikelola oleh unit bisnis di luar budidaya,
Kiprah Lulusan Pertanian Universitas Padjadjaran
Sejak diluluskannya pertama kali, banyak alumni Fakultas Pertanian Unpad yang berkiprah di masyarakat. Lulusan Faperta UNPAD, banyak menempati posisi penting pada lembaga pemerintahan di sektor pertanian mulai dari Kementrian hingga Dinas Kabupaten/Kota. Begitu pula yang posisi penting di lembaga keuangan banyak diduduki oleh lulusan dari Fakultas Pertanian Unpad. Tuh kan, betul banyak alumni yang bekerja di luar sektor pertanian. Perlu diketahui, bahwa kebijakan dan pembiayaan menjadi pendukung dari keberhasilan sebuah usaha tani. Coba kalau pengambil kebijakan bukan dari Fakultas Pertanian, nanti akan salah dalam mengambil keputusan dong.
Ternyata, tidak hanya jago di sektor pendukung, banyak lulusan Fakultas Pertanian UNPAD yang bergerak di sub sistem pertanian, mulai dari penyediaan saprotan hingga pengolahan. Informasi ini diperoleh pada acara kopdar Petani Faperta Unpad (PFU), sebuah grup yang didirikan untuk menghimpun alumni Faperta Unpad yang bergerak di sektor pertanian.
Grup yang diawali oleh sebuah obrolan yang kemudian dilanjutkan dengan pembentukan grup wa, telah diikuti oleh lebih dari 250 orang anggota. Untuk menampung lebih banyak anggota, maka dibentuklah grup facebook yang mewadahi kegiatan di PFU.
Dari kegiatan PFU, diketahui bahwa selain alumni yang bekerja di pemerintahan, perbankan dan sektor pendidikan, banyak juga alumni yang bekerja di sub sektor lainnya, termasuk yang bergerak melalui platform digital untuk pembiayaan maupun pemasaran produk pertanian.
KOPDAR Petani Faperta Unpad
Untuk mempererat silaturahmi, pada tanggal 19 Januari 2019, dilaksakanan kopdar Petani Faperta Unpad (PFU) di Tanjugsari Sumedang. Acara yang diisi dengan farm visit ke Waaida Farm serta Biomethagreen, selain berisi silaturahmi, juga dilakukan sharing mengenai perkembangan bisnis pertanian saat ini. Beberapa isu yang kekinian, dibahas pada acara kopdar, diantaranya adalah tentang impor komoditi pertanian, permakultur, peluang bisnis pertanian hingga kiprah PFU.
Acara yang diikuti oleh sekitar 50 orang dari angkatan 1976 sampai 2014 ini berlangsung sejak pukul 09.00-17.00. Acara kopdar dibagi menjadi dua sesi Sesi pertama adalah kunjungan ke Waaida Farm di Desa Pamulihan Tanjungsari. Sedangkan sesi kedua, dilaksanakan di Biomethagreen Jl Banjarsari No 38 Jatisari, Tanjungsari Sumedang.
Dok : PFU |
Pada kunjungan pertama di Waaida Farm, para peserta kopdar mendapat penjelasan mengenai bisnis Golden Berry yang dijalankan oleh Juwita, alumni jurusan Agribisnis angkatan 2008. Juwita yang telah menjalankan bisnis sejak tahun 2015 saat ini tidak hanya melakukan budidaya, tetapi sudah mulai memasuki industri pengolahan. Bisnis yang dijalankan ini telah membawa Juwita mendapat penghargaan dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat hingga Kementrian Pemuda dan Olah Raga. Di Waaida Farm, peserta juga mendapat kesempatan untuk berkunjung ke kebun dan areal pengolahan Golden Berry.
Dok : PFU |
Selesai acara di Waaida Farm, acara dilanjutkan ke Rumah Belajar Biomethagreen yang dimiliki oleh Inna Samsuminar lulusan Budidaya 1990 beserta suaminya yang merupakan dosen di Fakultas Peternakan UNPAD. Biomethagreen didirikan sejak 12 tahun lalu, dan saat ini menjadi tempat bagi masyarakat yang ingin mempelajari pengolahan sampah rumah tangga dan pemanfaatannya di bidang pertanian dan peternakan. Saat ini, Biomethagreen telah memanfaatkan sampah rumah tangga dan kotoran manusia sebagai sumber energi. Yang menarik, adalah rumah yang ditempati juga menjadi sumber pangan mulai dari ayam, kelinci, ikan dan sayuran. Bahkan dengan teknologi biogas, kebutuhan gas di Biomethagreen sudah menggunakan hasil pengolahan gas metan dari limbah rumah tangga.
Dok : Pribadi |
Apa yang dilakukan baru sebagian kecil dari aktivitas lulusan Faperta Unpad di sektor pertanian. Dari kopdar ini diperoleh berbagai informasi baik tentang peluang bisnis serta kegiatan yang dilakukan oleh para alumni. Kopdar kali ini diharapkan akan dapat menjadi ajang berbagi pengetahuan dan informasi seputar pertanian.
Dok : PFU |
Peran PFU bagi Pertanian Jawa Barat di Masa Depan
Apa yang dilakukan oleh PFU adalah sebagai bukti bahwa lulusan pertanian tidak hanya jago di belakang meja, tetapi juga di lapangan. Aktivitas para alumni yang telah lebih dahulu lulus dapat menjadi inspirasi bagi mahasiswa pertanian dalam berkiprah di masyarakat. Apalagi dengan meningkatnya jumlah penduduk, maka kebutuhan akan pangan pun akan juga meningkat. Sehingga kiprah lulusan pertanian masih dibutuhkan.
Berkiprah di sektor pertanian bukanlah hal yang mudah. Berbagai masalah mulai dari teknis budidaya, perubahan iklim hingga kebijakan perdagangan sangat berpengaruh. Tentunya hal ini bukanlah hambatan melainkan tantangan yang harus dapat dipecahkan. Apalagi di era digital saat ini, sudah barang tentu, penggunaannya sangat dibutuhkan termasuk di sektor pertanian.
Peluang ini perlu ditangkap oleh para milenial yang berkomitment untuk berkiprah di sektor pertanian. Kolaborasi antara generasi baby boomer, generasi X, dan generasi milenial akan menjadi sebuah komposisi yang sempurna. Para senior dengan kematangan pengalaman sedangkan milenial dengan ide-ide kreatif yang brilian.
Jadi, jangan katakan lagi bahwa lulusan pertanian tidak bertani. Apa yang dilakukan PFU adalah menjadi sebuah bukti bahwa di masih ada kepedulian dari para lulusan pertanian untuk kemajuan pertanian Indonesia.
Yang mau Tanam Cabe di Pekarangan mangga berkunjung
Sumber :
Waaida Farm
Biomethagreen
Dokumentasi : PFU
Duuuh kakaaaak
ReplyDeleteSebagai sarjana pertanian saya ketampol nih baca judulnya hehehe
Eh tapi saya nanam-nanam juga kok di pekarangan, ada cabe, tomat, kemangi, beberepa jenis sayur dan buah. Gak banyak sih, hanya buat kebutuhan pribadi
Tapi ini menarik lho kegiatannya
Alumni kampus lain boleh ikutan gak?
Aih, bareng dong kita. Dirimu lulusan mana? Sementara masih buat alumni Faperta Unpad.
DeleteSaya nih keturunan keluarga petani tapi malah enggak bisa bertani :D Mungkin dulu karena saya tahunya bahwa bertani itu ya turun ke sawah setiap hari dari panen ke panen. Padahal ternyata makin ke sini, banyak bisnis yang berpartner dengan petani. Btw sukses selalu ya Ceu Meta :)
ReplyDeleteSaya dulu juga mengira kalau bertani harus di sawah. Sekarang banyak teknologi pertanian, sehingga di rumah pun sekarang bisa bertani. Ayo mbak, kita mulai siapkan bahan pangan minimal untuk keluarga.
Deletelulusan pertanian mah bisa kemana aja ya, mbak. karena sektor pendukung pertanian sendiri luas banget. yang terpenting adalah kebermanfaatannya bagi masyarakat.
ReplyDeletekakakku lulusan pertanian
ReplyDeletedan memang hobby tanaman gitu
beda sama adikknya ini
mau nanem apa
juga koit muluk
wkkwkwk
wih masyaallah keren bun, semoga bermanfaat ilmu bertaninya ya, betul banget sih kadang suka banyak yang meremehkan yes. Padahal belum tau kenyataannya, heu,
ReplyDeleteSAlut dengan lulusan bidang keilmuan tertentu yang mengaplikasikan ilmunya untuk diri dan sesama. Tapi enggak harus juga sih menurut saya kita berkarya sesuai bidang ilmu yang kita pelajari. Meski kalau iya akan makin mumpuni jadinya.
ReplyDeleteSaya ada ipar dan sepupu lulusan Faperta juga tetap berkarya di bidangnya. Tapi...ternyata atasan suami yang orang keuangan adalah lulusan Faperta..kwkw
Semoga kegiatan kopdar yang bermanfaat begini bisa ditiru oleh yang lain, yang kopdarnya cuma makan-makan, nyanyi-nyanyi saja.
Keren alumni Faperta Unpad!
Wah, jadi lebih tahu nih tentang kegiatannya alumni Faperta. Salut untuk mereka yg mengaplikasikan ilmunya.
ReplyDeleteWalaupun saya tau beberapa orang memang 'berlepas diri' dari jurusan pertanian yg dulu adalah asalnya. Wallahu a'lam, bisa jadi yg memilih jalur lain selepas Lulu's Karena minatnya banyak :)
Nah, suami saya orang informatika tapi doyan banget berkebun dan nanti kalau pensiun katanya mau jadi petani :D
Ternyata ilmu dari faperta kalau diaplikasikan di masyarakat,banyak juga yang belum diketahui ya, Ceu. Sukses buat semua lulusannya, semakin banyak ilmu yang bisa bermanfaat untuk banyak orang.
ReplyDeleteUntuk memajukan bidang pertanian, tidak perlu jadi petani, ya, Ceu. Masih banyak bidang lain yang bisa mendukung.
ReplyDeleteEh btw, Ceu Meta lulusan Faperta? Kayaknya tau mamah mertua nih. Mamah dosen di sana.
Sarjana petani akan menjadi cahaya bagi paara petani, keren bun, artikelnya,semoga banyak orang yang merasakan manfaatnya ya.
ReplyDeletesaya punya pojok bumdes di kampus, banyak juga sarjana pertanian yang kembali ke daerahnya untuk membangun tanah yang ditempati menjadi lebih baik. Sukses buat penyandang sarjana pertanian. Semoga tanah Indonesia tambah subur
ReplyDeleteThanks for sharing, sukses terus...
ReplyDeletethanks sharingnya mba. gpp ga langsung turun ke tanah untuk mencangkul, yang penting kontribusi untuk pertanian Indonesianya selalu ada ya mba :)
ReplyDelete