Dok : Pribadi Rengasdengklok menjadi salah satu tempat tujuan survey kami di Bulan Oktober 2017. Mendengar nama Rengasdengklok, ingatan...
Dok : Pribadi |
Rengasdengklok menjadi salah satu tempat tujuan survey kami di Bulan Oktober 2017. Mendengar nama Rengasdengklok, ingatan saya melayang ke peristiwa tanggal 16 Agustus 1945, saat Bung Karno dan Bung Hatta "diculik" oleh para pemuda untuk mempercepat proklamasi kemerdekaan Indonesia. Ada keinginan untuk bisa melihat tempat bersejarah terwujudnya kemerdekaan Indonesia, usai saya melaksanakan tugas tentunya.
Perjalanan ke Rengasdengklok
Siang itu kami tiba pukul 12 di Rengasdengklok setelah menempuh perjalan 2 jam dari Karawang. Kami harus menjemput teman yang akan melaksanakan survey di daerah Rengasdengklok. Rengasdengklok merupakan kecamatan di Kabupaten Karawang, mengarah ke utara. Rengasdengklok merupakan kecamatan yang berbatasan dengan Kabupaten Bekasi, dengan dibatasi sungai Citarum yang mengarah ke Laut Jawa.
Lokasi rumah tempat ditulisnya naskah kemerdekaan di Rengasdengklok saat ini sudah berpindah, karena adanya abrasi sungai Citarum. Semula rumah yang dimiliki oleh Djiauw Kie Siong, berada di pinggir sungai Citarum. Karena adanya abrasi dipindahkan ke Kampung Bojong Rengasdengklok yang jaraknya sekitar 150 m. Djiau Kie Siong adalah anggota dari Pembela Tanah Air (PETA) yang tinggal berdekatan dnegan markas PETA saat itu. Markas Peta saat ini dijadikan sebagai Monumen Kebulatan Tekad.
Tidak sulit mencari Markas Kebulatan Tekad dan rumah proklamasi. Lokasinya tidak jauh dari pasar Rengasdengklok dan penyeberangan Rengasdengklok. . Saya sempat membayangkan bagaimana proses perjalanan Bung Karno, Bung Hatta, serta para pemuda menempuh Rengasdengklok yang jaraknya lebih dari 80 km dari Jakarta. Tetapi menurut penjaga yang saya temui, ada penyeberangan yang sudah lama dibuat dan digunakan warga dari dan menuju Bekasi. Dengan menyeberang selama 10 menit, menggunakan kapal ponton, kita sudah berada di seberang kabupaten.
Menempuh Rengasdengklok melalui Karawang dari Jakarta saat ini membutuhkan waktu sekitar 2 jam lebih, itupun jika jalan tol sedang lancar. Jika melewati tol, maka kita keluar dari tol Karawang Barat, menuju Rengasdengklok. Dari gerbang tol Karawang Barat ke Rengasdengklok, membutuhkan waktu sekitar 1 jam. Transportasi ke Rengasdengklok dapat menggunakan kendaraan pribadi, maupun angkutan pedesaan serta elf dari Karawang. Rengasdengklok cukup ramai, tidak sulit untuk menjangkaunya . Tetapi jika melewati Bekasi akan lebih cepat, karena kita melewati Lemah Abang lalu menuju arah Muara Gembong, dan menyeberang melalui Citarum, di titik penyeberangan Pebayuran. Dari Penyeberangan Pebayuran, kita dapat naik ponton dengan biaya Rp 2.000/orang atau Rp 10.000/mobil.
Rumah Proklamasi dan Monumen Kebulatan Tekad
Dok : Ahmad Boby |
Setelah puas berfoto dan berkeliling, kami kemudian menuju rumah tempat dilakukannya pembuatan teks proklamasi. Kondisi rumah yang dibangun sebagian besar menggunakan material kayu itu tampak masih kokoh. Bangunan depan dan tengan rumah merupakan bangunan asli, tetapi bangunan setelah ruang tamu dan kamar tidur, merupakan bangunan baru yang dibangun di tahun 1957. Saat ini rumah milik Djiau Kiew Siong, dirawat oleh cucunya Djiau Kim Moy. Udara di dalam rumah terasa lebih sejuk dibandingkan dengan udara di luar rumah yang saat saya tiba saat tengah hari di musim kemarau. Di dalam rumah tampak lemari yang berisi penghargaan, meja penghormatan untuk Djiau Kiew Siong, dilengkapi dengan foto Bung Karno, Bung Hatta, serta beberapa tokoh. Di bagian kanan dan kiri, terdapat kamar tidur yang merupakan tempat instirahan Bung Karno dan Bung Hatta saat tiba di Rengasdengklok. Beberapa barang masih asli, tetapi beberapa diantaranya merupakan replika, karena sebagian dibawa ke musium di Bandung.
Dok : Ahmad Boby |
Sebenarnya jika ada catatan sejarah atau film dokumenter akan lebih menarik dan membuat kami para pengunjung bertahan lebih lama. Jika di monumen kebulatan tekad terdapat diorama, maka di rumah proklamasi kita disuguhkan dengan foto-foto dan barang yang menjadi saksi sejarah proklamasi Indonesia. Saya berada dalam bayangan saya saat itu, berdasarkan cerita yang saya baca di buku sejarah. Kembali, bagi saya yang lahir 27 tahun setelah kemerdekaan, kunjungan ke Rengasdengklok membuat rasa terima kasih saya semakin kuat.
Rasa itu semakin lama mungkin semakin berkurang. Saya sangat mencintai sejarah, karena saat duduk di SD, beberapa kali guru mengajak kami untuk mengunjungi tempat bersejaraah seperti musium mandala wangsit siliwangi, MONAS, serta beberapa musium lain, juga sesekali menonton film kemerdekaan. Tetapi, bagi yang sama sekali tidak dikenalkan, sepertinya perlu juga sesekali sekolah kembali memperkenalkan sejarah kemerdekaan pada para siswa. Walau bagaimanapun, proklamasi dan berbagai pertempuran serta perundingan yang menjadi bagiannya adalah sebuah kenyataan. Tanpa itu, kita tidak akan merdeka. Ada darah para pejuang, ada sumbangan para dermawan, serta doa para istri dan ibu yang ditinggal suami dan anak lelaki mereka untuk pejuang. PETA adalah bentuk perjuangan yanga nyata para pemuda saat itu. Cukup dengan terus mengingat perjuangan mereka, serta mengisinya dengan prestasi yang terbaik akan menjadikan perjuangan mereka tidak sia-sia.
Rengasdengklok dalam Film Sukarno
Dok : wikimapia |
Teringat sebuah dialog yang disampaikan Fatmawati dalam film Sukarno, "Kemerdekaan diperlukan, karena tidak selamanya kita akan menjadi budak penjajah. Mungkin kita saat ini bisa bersekolah, tetapi kita tidak bisa makan di rumah para bangsawat Belanda itu. Dengan merdeka kita akan lebih bebas." Kebebasan itu sudah diperoleh melalui pertempuran, pertumpahan darah, kehilangan harta dan nyawa. Kebebasan itu dirasakan para generasi sekarang tanpa perlu berpeluh, apalagi berkorban. Semoga negara kita terus merdeka dan tidak mengalami penjajahan kembali baik secara fisik, maupun ekonomi dan pemikiran.
#HariPahlawan #PraProklamasi #PeristiwaRengasdengklok #PETA #PenculikanSoekarnoHatta #TuguKebulatanTekad #Citarum #DjiauwKieSiong
Sumber :
Hasil wawancara.
COMMENTS