Weekend Seru : Berkebun Bersama Tetangga

Kadang saat weekend kita suka bingung dengan apa yang ingin dilakukan. Pergi ke luar apalagi di akhir bulan, bisa jadi bukan keputusan ...

Kadang saat weekend kita suka bingung dengan apa yang ingin dilakukan. Pergi ke luar apalagi di akhir bulan, bisa jadi bukan keputusan yang bijak, apalagi untuk dompet tentunya. Diam di rumah saja juga kok terkadang hanya mengisi waktu tanpa ada sebuah karya yang dihasilkan. Berkumpul dengan tetangga bisa jadi pilihan untuk beraktivitas di akhir pekan. Kumpul bareng tetangga, ah, nanti rumpi. Eits, kumpul tetangga ala saya jauh dari gossip, selain niat silaturahmi tentunya harus bermanfaat.

Tetangga = Keluarga Terdekat
Bagi saya, tetangga adalah keluarga terdekat. Mulai dari urusan titip anak, pinjam alat rumah tangga, bahkan sampai bantuan saat hajatan atau kepahitan ya larinya ke tetangga. Apalagi tetangga yang sudah lama bersama, seperti di tempat tinggal saya, sebuah komplek yang berdiri sejal tahun 1996. Tetangga sudah ibarat keluarga. Dengan orang tua dan adik-adik saya, waktu bertemu paling cepat seminggu sekali. Tapi kalau dengan tetangga ya dari pagi sampai petang apalagi pas weekend pastinya bakal sering bertemu.

Kegiatan bertemu tetangga umumnya saat botram. Itu tuh, makan bersama yang makanannya bawa masing-masing alias potluck. Walaupun tidak rutin, jadi aktivitas saat sedang waktu senggang. Pengajian, ya, ini dilakukan seminggu sekali di mesjid. Arisan, pasti di Indonesia aktivitas satu ini sudah jadi budaya. Buat kami arisan lebih jadi ajang kumpul, ketawa-ketiwi, termasuk ajang bagi info mulai dari tingkat Desa sampai RW. Urusan sampah, kebersihan, sampai posyandu pun juga dibahas di sini.

Berhubung suami tersayang jadi ketua RT dan di rumah kami banyak benih sayuran, akhirnya di satu weekend bulan Februari 2017, kami berencana membuat acara ngebon bareng.

Berkebun Bersama Tetangga
Setelah menyiapkan semua bahan mulai dari tanah, pupuk,

benih, kompos dan beberapa peralatan, kami mulai buat pengumuman di grup wa. Eits, sekarang jaman digital, minimal sosmed bisa jadi media komunikasi. Grup wa di wilayah kami cukup kumayan. Mulai dari grup RW, ketua RT, PKK, majlis talim hingga grup RT. Isinya ya sekedar sharing, berita keluarga hingga rapat kadang dilakukan di grup wa. Untuk acara berkebunpun kami gunakan sarana sosmed.
"Bagi ibu-ibu yang senang berkebun, dipersilakan datang
pada hari Sabtu, 25 Februari 2017 pukul 09.00 ke taman RT 01 GBA 3." Bunyi pengumuman yang saya sebar sehari sebelumnya. Ada yang menyambut, ada yang ijin tidak dapat hadir. Namanya juga kegiatan warga, ya sebisanya saja.

Sabtu pagi, kami menyiapkan semua kelengkapan, memasak air untuk teh hangat dan memesan bala-bala untuk konsumsi. Tepat pukul 9 pagi, ibu RW sudah hadir di taman, diikuti Pak RW dan beberapa warga lain. Dimulai dengan penjelasan dari saya dan suami, kami lalu memulai menyemai rawit dan beberapa sayuran daun seperti bayam, kangkung dan sawi.

Kegiatan berlangsung tidak lama, hanya 1 jam, karena matahari sudah semakin tinggi dan beberapa orang mulai pamit ada kegiatan lain. Hasil dari kegiatan adalah 200 bibit rawit, 20 polybag sayuran, kalori yang terbakar dan keceriaan.  Jangan tanya biaya yang dikeluarkan. Kita bisa manfaatkan sarana yang ada atau menyiapkan dengan kelengkapan yang ideal. Manfaat yang dicapai lebih banyak dari pengorbanannya. Ada partisipasi, canda tawa dan keceriaan, serta polibag yang siap dirawat.

Berkebun jadi alterntif kegiatan di tempat tinggal saya. Bagaimana dengan anda? Yuk ciptakan kebahagiaan bertetangga.


#BerkebunBersamaTetangga #HidupRukunBertangga #RumahkuSurgaku #AktifDiLuarAktifJugaDiLingkunganRumah