Kata orang, sakit adalah bunga kematian. Dan itulah yang terjadi disaat kanker disinyalir sebagai penyakit mematikan no 5, setelah Jantun...
Kata orang, sakit adalah bunga kematian. Dan itulah yang terjadi disaat kanker disinyalir sebagai penyakit mematikan no 5, setelah Jantung dan stroke. Itu pula lah yang menjadi mimpi buruk bagi setiap orang yang memiliki keluarga terdiagnosa kanker. Apakah kanker selalu menyebabkan kematian atau ketidakberdayaan bagi penderitanya?
Adalah Mia, seorang gadis cantik, pecinta theater, putri dari musisi Raja Abdinegara dan sutradara teater Madina Abdinegara. Mia berada dala keluarga yang sangat menyayanginya. Kebahagiaan tak pernah pergi dari mereka hingga vonis kanker diterima oleh Madina. Sejak itu hidup mereka berubah hingga Madina akhirnya menyerah pada penyakitnya.
Sepeninggal ibunya Madina, Mia tinggal dengan Raja ayahnya. Tapi, Mia tak sendiri, ada Maia, teman khayalan masa kecil yang menjadi teman Mia sejak ibunya wafat. Mia punya mimpi, ingin menjadi sutradara teater seperti ibunya dan memiliki pertunjukan drama yang disutradarainya sendiri. Satu tahun sudah Mia menyiapkan naskah pertunjukkan yang ia impikan. Tapi takdir berkata lain, saat diagnosa dokter datang tepat di hari ulang tahun Mia yang ke-23. hingga di hari ulang tahunnya, Mia didiagnosa dokter terkena kanker paru- paru.
Mia terguncang dengan berita tersebut terlebih sang ayah. Hari ulang tahun yang seharusnya diisi tawa riang berubah menjadi tangisan. Tapi, haruskah mimpi dan harapan Mia pupus oleh kanker? Madina, ibu Mia bertahan 8 bulan dalam menghadapi penyakitnya. Itu pulalah yang dijadikan patokan Mia. Apakah 8 bulan akan diisi dengan menikmati hidup, atau terfokus pada pengobatan serta berdiam diri di kamar?
Film Iam Hope berupaya memberikan semangat bahwa kanker tidak selalu berujung kematian. Penyakit kanker yang menjadi mimpi buruk tidak harus menghilangkan semangat dan harapan para penderitanya. Seperti dialog antara saat Mia ditanya oleh Maia, "Apa lo yakin dengan keputusan lo?" dan Mia menjawab : "Hidup adalah sekumpulan pilihan, dan kita tidak tahu akan sampai kemana ujungnya".
Keputusan Mia untuk tetap mencintai teater sambil menjalani pengobatan, keputusan Mia untuk menyerahkan naskah pada seorang produser Rama Sastra, dan keputusan Mia untuk berkenalan dengan seorang pemuda tampan bernama David, adalah pilihan dari sekian banyak pilihan yang ada. Bagi seorang pasien, rasa sakit dan bayangan akan kematian adalah keputus asaan yang seringkali tak berujung. Saya teringat pada almarhum ayah, seorang dokter yang terkena penyakit jantung koroner, memilih mengambil S3, saat vonis penyakitnya samakin parah. Di saat-saat terakhir beliau menjalani sidang terbuka dengan resiko tinggi, tapi kembali, bahwa hidup adalah pilihan. Pilihannya adalah menyelesaikan mimpi menjadi doktor, walau takdir mengharuskan kembali ke sang pencipta satu hari sebelum wisuda. Beliau berhasil mewujudkan mimpinya.
Bagi penderita kanker, dukungan keluarga kasih sayang dan se mangat adalah obat dari kesembuhan itu sendiri. "Kalau umurku pendek, biarkan aku menikmati teater dalam usis yang singkat ini." Waktu memang hal yang mahal bagi penderita kanker. Tidak ada yang tahu kapan penyakit itu akan pergi. Bukan hal mudah pula untuk menjalankan aktivitas diseling kemoterapi yang menyakitkan. Kembali lagi keberanian yang membuat pasien dapat menjalaninya.
Film Produksi Al Kimia yang disutradai oleh Aldilla Dimitri, dimainkan oleh Tatjana Saphira, sebagai Mia, Alessandra Usman sebagai Maia, Tio Pakusadewo sebagai Raja Abdinegara, ayah Mia dan Fahri Albar sebagai David, kekasih Mia. Tampak pula dukungan deretan artis papan atas lainnya seperti Aryo Wahab, Febby Fabiola, Fauzi Baadila serta sejumlah artis ternama sebagai cameo. Terlepas dari taburan bintang dalam film Iam Hope, muatan pesan sangatlah terasa. Jangankan bagi penderita sakit, tak sedikit orang sehat yang putus harapan karena kehilangan keberanian dalam mewujudkan mimpi.
Di akhir film, deretan survivor kanker memberikan testimoni tentang penyakitnya mulai dari stadium awal, stadium lanjut, hingga para survivor yang telah terbebas dari kanker. Seperti kata Tri Wahyuni Zuhri, seorang survivor, Kanker Bukan Akhir Dunia. Untuk mewujudkan mimpi para survivor kanker, kita juga bisa memberi dukungan engan nonton film Iam Hope dan membeli gelang harapan. Replika gelang seperti hadiah untuk Mia dari ibunya.
Iam Hope metupakan film bergenre drama dan dapat ditonton untuk semua usia. Saran saya jangan lupa membawa tisue, karena saya yakin airmata anda akan jatuh, larut dalam suasana sedih di awal film. Tisue itu pun akan anda perlukan saat suasana bahagia yang tertuang dalam film. Jadi, ajak keluarga anda untuk menonton film Iam hope. Bagi saya sekali tak cukup, karena kita selalu perlu penyemangat untuk menumbuhkan keberanian dalam menggapai impian.
Film ini memang bisa ditonton semua umur :)
ReplyDeleteIya mbak Evi. Terima kasih, sudah mampir.
ReplyDelete